kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.464.000   3.000   0,21%
  • USD/IDR 15.145   -15,00   -0,10%
  • IDX 7.528   -168,99   -2,20%
  • KOMPAS100 1.172   -24,47   -2,05%
  • LQ45 939   -21,02   -2,19%
  • ISSI 227   -4,54   -1,96%
  • IDX30 482   -10,75   -2,18%
  • IDXHIDIV20 579   -12,75   -2,15%
  • IDX80 134   -2,54   -1,86%
  • IDXV30 141   -2,10   -1,47%
  • IDXQ30 161   -3,26   -1,98%

Investasi Deposito di Dana Pensiun Anjlok pada Juni 2024, ADPI Sebutkan Penyebabnya


Senin, 30 September 2024 / 22:10 WIB
Investasi Deposito di Dana Pensiun Anjlok pada Juni 2024, ADPI Sebutkan Penyebabnya
ILUSTRASI. Dapen juga sudah mulai mengalokasikan investasi ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan adanya penurunan signifikan pada penempatan investasi Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) di deposito pada Juni 2024. Di mana, penempatan di deposito menjadi hanya sebesar Rp 4,58 triliun.

Angka tersebut turun 11,37% secara year on year (YoY) atau jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai senilai Rp 5,28 triliun.

Sebaliknya, penempatan investasi di obligasi korporasi justru naik pada Juni 2024 sebesar 6,23% YoY menjadi Rp 9,66 triliun, dibandingkan pada periode yang sama di tahun lalu yang mencapai Rp 9,09 triliun.

Menanggapi hal ini, Staf Ahli Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi menilai, penurunan portofolio DPPK PPIP pada instrumen investasi deposito berjangka disebabkan adanya peserta yang sudah memasuki usia pensiun atau dua hingga lima tahun menjelang memasuki usia pensiun.

Baca Juga: Investasi Deposito di Dana Pensiun Turun 11,37% pada Juni 2024, Intip Penyebabnya

"Pada dasarnya, DPPK PPIP diharuskan menempatkan pada portofolio deposito berjangka atau Surat Berharga Negara (SBN) pada peserta, tentu saja bilamana suku bunga deposito turun, maka DPPK PPIP akan mengalihkan dana pensiun ke SBN dan obligasi korporasi untuk pendanaan peserta yang belum memasuki usia life cycle," kata Bambang kepada Kontan.co.id, Senin (30/9).

Selain itu, Bambang mengungkapkan saat ini sejumlah perusahaan dana pensiun (Dapen) juga sudah mulai mengalokasikan investasi ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) pada portofolio investasi mereka.

Menurut dia, hal itu karena instrumen investasi ini diterbitkan Bank Indonesia (BI) sehingga bersifat aman dengan risiko rendah. Terlebih lagi, SRBI memiliki suku bunga yang lebih tinggi dari instrumen investasi lainnya. 

Bambang memprediksi ke depannya porsi investasi di SRBI akan berkisar sebesar 10%-15%. Hal ini seiring dengan data Bank Indonesia (BI), yang mencatatkan transaksi investor asing atau nonresiden terhadap produk SRBI selama periode Januari - Juli 2024 mencatatkan pembelian bersih Rp 162,15 triliun. 

“Artinya, transaksi pembelian lebih banyak dibandingkan transaksi penjualan dengan selisih nilai tersebut," kata Bambang.

Baca Juga: Mulai Oktober 2024 Dana Pensiun Tak Bisa Dicairkan Sebelum 10 Tahun

Bambang juga mengatakan bahwa SRBI bersifat jangka pendek, sehingga dapat menggerus portofolio deposito berjangka panjang, karena imbal hasil SRBI lebih tinggi dibanding deposito atau Surat Berharga Negara (SBN). Ditambah, SBN memiliki kupon yang lebih rendah. 

Dia juga menuturkan, suku bunga SRBI secara konsisten lebih tinggi dibandingkan obligasi negara (SBN). Misalnya pada lelang SRBI awal Mei 2024, SRBI tenor 1 tahun menawarkan imbal hasil sebesar 7,5% berbanding 6,7% pada SBN tenor 1 tahun.  

“Imbal hasil tersebutlah yang akhirnya membuat investor lebih melirik SRBI dibandingkan SBN untuk saat ini,” kata dia. 

Kendati demikian, Bambang menegaskan bahwa pihaknya dan sejumlah Dana Pensiun akan tetap konsisten dalam melaksanakan investasi agar mendapatkan imbal hasil yang konsisten dalam rangka mendukung pengembangan dana.

"Namun, hal tersebut juga tidak boleh dilakukan secara agresif agar terhindar pula dari risiko investasi," imbuhnya.

Bambang mengatakan bahwa sejumlah perusahaan dana pensiun harus senantiasa melakukan strategi dalam penempatan pada Portofolio deposito agar tetap aman. Salah satunya yakni dengan memperhatikan efek dari adanya penurunan atau peningkatan suku bunga. Selain itu, juga memonitor tingkat kesehatan bank depository

Selanjutnya: Lebih dari 200 Orang Tewas dalam Banjir Nepal

Menarik Dibaca: Tingkatkan Perekonomian, Dayan Craft Kelola Limbah Kain Perca

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Sales Mastery [Mau Omzet Anda Naik? Ikuti Ini!] Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×