Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Perbankan terus melakukan bersih-bersih aset buruk untuk memperbaiki kualitas aset kreditnya. Ini tercermin dari angka hapus buku (write off) beberapa bank yang meningkat di semester-I 2025 ini.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BRI tercatat telah melakukan hapus buku paling tinggi di periode saat ini yakni senilai Rp 20,4 triliun di sepanjang semester I 2025. Ada pun, kredit yang berhasil dipulihan (recovery) mencapai Rp 9,7 triliun rupiah.
Untuk diketahui, pada periode yang sama tahun 2024 lalu, BRI melakukan hapus buku lebih rendah sebesar Rp 19,4 triliun dengan recovery Rp 9,6 triliun. Oleh sebab itu, recovery rate pada periode ini lebih rendah hanya 47,8% dibandingkan semester-I tahun 2024 lalu yang 49,4%.
Baca Juga: Pendapatan Bunga Bersih Perbankan Tumbuh Melambat di Semester I 2025
Kemudian PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI di sepanjang semester-I 2025 ini berhasil melakukan hapus buku sebesar Rp 7,9 triliun. Ada pun kredit yang berhasil dipulihkan mencapai Rp 2,3 triliun.
Sedangkan menilik ke belakang, pada periode yang sama tahun 2024, BNI berhasil melakukan hapus buku Rp 10,8 triliun, dengan kredit yang berhasil dipulihkan mencapai Rp 2,5 triliun. Kendati demikian, maka recovery rate semester-I 2025 lebih tinggi 28,7% dibandingkan recovery rate tahun lalu yang hanya 22,9%.
Disisi lain, PT Bank Central Asia Tbk menyampaikan bahwa penghapusbukuan kredit di BCA pada prinsipnya dilakukan secara selektif sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BCA menegaskan bahwa pihaknya optimistis dalam penyaluran kredit dengan mempertimbangkan prinsip kehati-hatian, sehingga kualitas pinjaman tetap terjaga.
Menilik laporan keuangan perseroan pada semester I, dalam enam bulan pertama tahun ini, BCA telah melakukan penghapusbukuan kredit sebesar Rp 1,78 triliun. Jumlah ini meningkat dibandingkan hapus buku yang dilakukan BCA periode Juni tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 1,23 triliun.
“BCA terus mengedepankan prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas kredit dan mengelola risiko non-performing loan (NPL) secara optimal,” kata EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn kepada Kontan, Rabu (12/8/2025).
Untuk diketahui Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) BCA berada pada level 2,2%, sementara rasio Loan At Risk (LAR) membaik menjadi 5,7% dari sebelumnya 6,4%. Tingkat pencadangan NPL dan LAR BCA di semester pertama 2025 masing-masing di level 167,2% dan 68,7%.
Hera juga menjelaskan bahwa pihaknya mencatat penyelesaian aset bermasalah BCA sudah sesuai dengan target dan timeline yang ditetapkan perseroan. Penyelesaian aset bermasalah dilakukan sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Baca Juga: DPK Perbankan Berpotensi Tumbuh Moderat pada Semester II-2025
Mengomentari hal yang sama, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan menegaskan bahwa kualitas aset di Bank CIMB Niaga pada semester-I 2025 ini dalam kondisi baik, yang mana pencapaian ini sejatinya tidak dipengaruhi oleh pengapusbukuan kredit/write off.
“Asset quality kami baik di semua segmen bukan karena write off. Merupakan salah satu fokus kami dalam 2 tahun terakhir untuk menerapkan credit underwriting dan monitoring yang prudent sejalan dengan sikon economi yang lebih challenging untuk bisa menghemat CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai),” jelasnya.
Melansir dari laporan keuangannya, Bank CIMB Niaga melakukan penghapusbukuan kredit sebesar Rp 689,5 miliar per semester-I 2025 ini. Ini dicatat meningkat, dibandingkan penghapusbukuan kredit Bank CIMB Niaga pada Juni tahun lalu yang sebesar Rp 492,4 miliar.
Untuk diketahui total aset konsolidasian Bank CIMB Niaga mencapai Rp 357,9 triliun rupiah per Juni 2025. Ada pun begitu, total Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat menjadi Rp 261,9 triliun tumbuh 4,8% YoY. Sementara CASA meningkat 10,9% YoY. Dari sisi kualitas aset, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross CIMB Niaga membaik menjadi 1,88%, turun dari 2,15% pada semester I-2024.
Baca Juga: Kredit Macet Rumah Tangga di Perbankan Belum Pulih, KPR Jadi yang Paling Tinggi
Terakhir, Presiden Direktur Maybank Steffano Ridwan menegaskan bila kualitas aset bank tengah dalam kondisi yang membaik. Hal ini tecermin dari rasio NPL yang menurun, dari sebelumnya 2,66% menjadi 2,35% per Juni 2025. Dia pun menjelaskan bahwa perbaikan dari kualitas portfolio kredit ini karena banyak dipengaruhi perbaikan di kredit process maupun target market yang disesuaikan dengan risk appetite bank.
Mengenai write off di Maybank, dirinya menjelaskan bahwa hapus buku di Maybank berjalan secara normal.
“Hapus buku kami berjalan normal sesuai ketentuan kebijakan yang berlaku seperti untuk credit card dan personal loan akan di hapus buku setelah 90 days,” kata Steffano.
Dalam laporan keuangannya dapat ditelisik bahwa Maybank melakukan penghapusbukuan kredit sebesar Rp 85,6 miliar per Juni 2025. Nilai ini juga meningkat ketimbang penghapusbukuan kredit yang dilakukan Maybank periode sama tahun lalu, yang sebesar Rp 32,6 miliar.
Selanjutnya: DJP Perketat Kerahasiaan Data Pajak Demi Penuhi Standar OECD
Menarik Dibaca: Begini Cara Menggali Kreativitas Anak Down Syndrome Lewat Karya Seni
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News