Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa bulan terakhir pemain asuransi jiwa kian selektif dalam berinvestasi. Akibatnya, nilai investasi industri menunjukkan tren penurunan hingga Mei 2020.
Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Mei 2020 nilai investasi industri asuransi jiwa turun 8,12% yoy menjadi Rp 426,24 triliun. Padahal Mei tahun lalu, investasi industri lebih besar yakni Rp 463,92 triliun.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu memperkirakan, penurunan investasi tersebut disebabkan beberapa faktor. Di antaranya, portofolio investasi kemungkinan dijual untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dan pembayaran klaim ke nasabah.
Baca Juga: Pembatasan sosial bikin pendapatan premi unitlink turun 7,5% pada kuartal I-2020
“Memang ada investasi yang direalisasikan atau dijual karena pemegang polis melakukan partial withdraw (penarikan sebagian),” kata Togar, Kamis (16/7).
Selain itu juga, ada penurunan nilai karena harga instrumen investasi terkoreksi. Akibatnya, nilai instrumen tersebut lebih rendah dibandingkan ketika awal beli. Sebab lainnya, nasabah melakukan switching atau pengalihan investasi ke instrumen lain.
Meski demikian, kata dia, investasi asuransi jiwa bersifat jangka panjang atau tahunan. Jadi kinerja investasi tidak bisa menjadi acuan jika hanya dihitung dalam lima bulan pertama di 2020.
PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia juga kurangi investasi di kuartal I 2020 menjadi Rp 4,24 triliun. Sementara periode yang sama tahun lalu tercatat sebesar Rp 5,55 triliun.
Marketing and Communication Group Head Generali Indonesia Vivin Arbianti Gautama menyebut penurunan itu wajar. Sebab, hal itu sejalan dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 28% di sepanjang kuartal I 2020.
“Intinya, kinerja dana kelolaan investasi kami masih sejalan dengan pasar investasi di Indonesia,” ungkapnya.
Baca Juga: Hasil Investasi Asuransi Jiwa Turun Tajam Akibat Pandemi Corona
Guna meningkatkan kinerja investasi, Generali akan berinvestasi pada instrumen yang tepat yang mempertimbangkan dari sisi harga masih wajar dan punya potensi keuntungan di masa depan. Di masa pandemi ini, instrumen yang diandalkan seperti money market dan fixed income.
Namun tetap memantau potensi investasi di pasar saham. Hingga saat ini, nasabah masih pilih investasi ke saham dan money market dalam dana kelolaan unitlink.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News