Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Pemain finansial teknologi (fintech) peer to peer lending Investree menyebut faktor keamanan bagi peminjam maupun pemberi pinjaman selalu diperhatikan. Termasuk melalui pemberian suku bunga bagi peminjam.
Chief Executive Officer Investree Adrian Gunadi bilang pemberian bunga kepada peminjam dilakukan berdasarkan sistem credit scoring yang ketat hingga menghasilkan rating dari prospek dan risiko sang peminjam.
"Kami yang melakukan scoring sendiri termasuk lewat survei ke tempat usaha peminjam," katanya.
Selain bisa memberikan bunga yang tepat kepada peminjam, pemberi pinjaman pun bisa mendapatkan imbal sesuai profil risiko yang dipilih. Pemberi pinjaman bisa dapat imbal lebih besar bisa membiayai debitur yang punya profil risiko lebih tinggi.
Saat ini, dia bilang ada peminjam yang mendapatkan pinjaman dengan bunga sebesar 12% per tahun. Peminjam tersebut menurutnya punya rating A++ yang artinya punya profil risiko sangat aman.
Dengan seleksi risiko yang ketat, ia pun mengkalim rasio gagal bayar dari peminjam hingga saat ini masih 0%.
Ke depan, ia memprediksi tren bunga pinjaman dari fintech bisa makin menurun seiring makin dikenalnya jasa pimjam meminjam berbasis online ini. Pasalnya volume transaksi maupun jumlah pemberi pinjaman bisa terus meningkat.
Dari awal tahun sampai saat ini, Investree sudah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 187 miliar. Sementara sampai akhir tahun ini, Investree berambisi bisa menyalurkan pinjaman sampai Rp 200 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News