Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) berkomitmen untuk terus mempertahankan kinerja yang positif dan berkelanjutan sehingga memberikan nilai yang optimal bagi seluruh pemangku kepentingan.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan, terdapat tujuh kebijakan strategis perseroan yang akan menjadi fokus pada 2023.
"Dengan berpedoman kepada tujuh kebijakan strategis tersebut, kami percaya dan optimistis akan mencetak kinerja yang lebih baik lagi di tahun 2023 ini, khususnya kondisi di Indonesia yang jauh lebih baik dibanding negara-negara lain," ujarnya lewat keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Selasa (14/2).
Baca Juga: BNI Salurkan Sustainability Linked Loan Rp 5,3 Triliun Sepanjang Tahun Lalu
Okki menyebutkan, pertama dengan mengembangkan solusi transaksi dan ekosistem dalam memenuhi kebutuhan nasabah. Kedua, mengembangkan infrastruktur teknologi serta inovasi digital melalui data driven berbasis analytics, customer experience, dan perluasan partnership.
Ketiga, BNI fokus pada peningkatan penghimpunan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) dan pendapatan berbasis biaya atau Fee Based Income (FBI) yang berkelanjutan.
Keempat, BNI meningkatkan ekspansi bisnis pada corporate top tier serta sektor prioritas, value chain, dan cross selling dengan mengutamakan budaya risiko.
Kelima, perseroan melanjutkan Transformasi Human Capital, Culture, dan Operasional sehingga lebih tangkas dan sesuai jalur dalam mendukung bisnis perseroan.
Keenam, perseroan memperkuat jaringan bisnis internasional dalam mendukung penetrasi pasar global. Ketujuh, BNI mengoptimalisasi sinergi BNI Grup dalam memperkuat posisi Perusahaan Anak.
“Adapun, harga saham BNI di akhir 2022 tercatat meningkat 36,7% year on year (YoY), jauh lebih tinggi dari peningkatan harga saham LQ-45 yang sebesar 0,7% YoY,” ungkap Okki.
Dia bilang, pertumbuhan itu terlepas dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak cukup fluktuatif di tahun 2022 serta diwarnai dinamika kondisi geopolitik, harga komoditas, dan kebijakan moneter bank-bank sentral dunia dalam melakukan penyesuaian suku bunga (rate adjustment).
“Kami melihat banyak peluang di tahun 2023 yang dapat kami tangkap. Untuk itu, upaya transformasi perusahaan di tahun ini akan tetap berlanjut dalam memenuhi kebutuhan nasabah,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News