Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 membaik. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi pada periode April-Juni 2021 capai mencapai 7,07% secara tahunan atau year on year (yoy).
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, perbaikan tersebut tidak hanya ditopang oleh belanja pemerintah namun juga berkat mesin penggerak ekonomi lainnya, salah satunya kredit perbankan.
Dia menjelaskan, saat ini arah pemulihan ekonomi sudah berada sesuai jalur. Pihaknya berharap melalui sinergi yang dilakukan oleh BUMN saat ini mampu mengakselerasi pertumbuhan tersebut.
"Ketangguhan, adaptif dan kolaboratif menjadi kunci bagi kita semua untuk melalui berbagai tantangan saat ini serta bangkit dan terus membangun optimisme akan pertumbuhan ekonomi ke depan," ujar Erick dalam dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Sabtu (7/8).
Baca Juga: OJK lakukan koordinasi dengan perbankan untuk perpanjangan restrukturisasi kredit
Sepakat dengan pernyataan tersebut, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut dari sisi makro kondisi perekonomian Indonesia saat ini sudah jauh lebih baik. Kontraksi ekonomi paling dalam menurutnya telah terjadi di kuartal II-2020 lalu, dengan realisasi minus 5,3%.
Kemudian, di kuartal selanjutnya, ekonomi terus membaik hingga berhasil keluar dari resesi di kuartal II-2021 dengan pertumbuhan 7,07%.
Dorongan fiskal yang dilakukan pemerintah sejak awal 2021 ikut jadi pendorong. Di mana kebijakan fiskal telah mampu mendorong sumber pertumbuhan lain, seperti konsumsi rumah tangga yang memang memiliki porsi besar dalam perekonomian.
"Pada kuartal II 2021, seluruh komponen pertumbuhan telah mencatatkan tren positif. Ini adalah hakikat pemulihan, tidak hanya mengandalkan pemerintah tapi pengusaha dan masyarakat," ujar Suahasil.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menambahkan, bank sentral turut ikut serta dalam penopang ekonomi dalam negeri. Hal itu dilakukan karena BI bergerak secara optimal untuk menjaga stabilitas perekonomian dan nilai tukar.
Adapun dalam upaya menjaga stabilitas rupiah, BI telah menerapkan kebijakan intervensi di tiga pasar (triple intervention). Yakni, Pertama di pasar spot. Kedua dilakukan di Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF).
Ketiga, pada pasar obligasi pemerintah atau surat berharga negara (SBN). "Dalam menjaga stabilitas perekonomian, BI mengoptimalkan bauran kebijakan baik itu kebijakan moneter, makroprudensial, sistem keuangan dan berbagai kebijakan lainnya," paparnya.
Momentum pemulihan ekonomi ini juga disambut baik oleh Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Ketua Himbara sekaligus Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso mengungkapkan, keberhasilan ini adalah berkat sinergi dari seluruh pihak yang terlibat.
“Pertumbuhan GDP growth 7,07% year on year ini merupakan keberhasilan kolaborasi dan orkestrasi kebijakan yang sangat baik, terutama yang awalnya kita rasakan bahwa pasarnya terdampak oleh pandemi dan tidak berjalan normal sehingga kita harapkan pemerintah turun tangan melalui berbagai kebijakan dan stimulus. Stimulus yang dirasakan oleh Himbara yakni government investment, government spending dan government guarantee yang menurut saya pengaruhnya sangat signifikan terhadap pemulihan ekonomi nasional," jelas dia.
Baca Juga: Dorong pertumbuhan kredit, begini upaya OJK dan BI
Untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional, BRI sendiri akan terus menyalurkan kredit, serta menyalurkan berbagai bantuan sosial dan berbagai stimulus dari pemerintah.
“Dalam penyaluran stimulus Himbara memiliki peran yang sangat besar. Komponen keberhasilan stimulus diantaranya yakni anggaran, data, sistem dan komunikasi kepada publik,” imbuh Sunarso.
Senada, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Darmawan Junaidi bilang, pihaknya bersama-sama dengan bank Himbara lainnya tetap berkomitmen untuk mendukung kebijakan Pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional dengan turut membantu dunia usaha dalam menghadapi kesulitan di masa pandemi ini.
"Keberlanjutan pertumbuhan di 2021 akan terus meningkat, artinya optimisme semakin kuat. Kami akan terus sinergi kan strategi untuk mendukung pertumbuhan di Semester II 2021 dan tahun depan," terangnya.