Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengakuisisi PT Bank Permata Tbk (BNLI) makin santer. Sejumlah sumber yang dikutip Bloomberg menyebut Bank Mandiri menggandeng Morgan Stanley untuk menjajaki kemungkinan kesepakatan pembelian saham Bank Permata.
Menurut sumber Bloomberg yang meminta tidak disebutkan identitasnya, bila mengakuisisi, Bank Mandiri mempertimbangkan untuk menjadi pengendali Bank Permata. Kemudian menggabungkannya dengan Bank Mandiri sendiri atau dengan anak usaha Bank Mandiri yakni PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap).
Meski begitu, sumber lain menyebut, Bank Mandiri belum memulai pembicaraan formal untuk penjajakan pembelian saham Bank Permata.
Standard Chartered dan PT Astra International Tbk (ASII) masing-masing memiliki sekitar 44,6% saham Bank Permata. Selebihnya saham milik publik.
Perwakilan Astra, Bank Mandiri dan Standard Chartered menolak berkomentar soal ini. Seorang perwakilan Bank Permata menyatakan mereka tidak dalam posisi untuk mengomentari masalah pemegang saham.
Sementara seorang perwakilan Morgan Stanley tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Bloomberg.
Sebelumnya, Standard Chartered (Stanchart) mengumumkan tengah melakukan persiapan untuk melepas saham di Bank Permata. Stanchart menegaskan mereka tidak akan menjadi pemegang inti (non-core) di Bank Permata.
Sejumlah calon investor disebut-sebut meminati Bank Permata. Salah satunya Bank Mandiri.
Senin (4/3), Kontan.co.id melaporkan, Bank Mandiri tak menutup kemungkinan untuk mengakuisisi PT Bank Permata Tbk (BNLI).
"Kalau cocok ya bisa saja. Soal Bank Permata ini kan sebenarnya banyak disinggung setelah Standard Chartered berencana melepas sahamnya. Tapi poinnya bukan itu, karena kami sendiri sebelumnya sudah menyebutkan punya niat membali bank ketika paparan kinerja 2018," kata Corporate Secretary Mandiri Rohan Hafas di Kementerian BUMN, Senin (4/3).
Harga saham BNLI telah naik 75% di tahun ini dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai US$ 2,2 miliar atau sekitar Rp 30,85 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News