Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perum Jamkrindo mengakui persaingan bisnis penjaminan makin ketat. Terutama penjaminan non program pemerintah seperti penjaminan kredit usaha rakyat (KUR). Karena itu, Jamkrindo rajin mendiversifikasi produk dan pasar yang dimiliki.
Salah satunya bekerjasama dengan industri financial technologi (fintech) yang kini lagi booming. Untuk tahap awal, Direktur Jamkrindo Bakti Prasetyo bilang, jenis fintech yang dibidik adalah penyelenggaran usaha peer to peer lending. Secara konsep, jenis usaha fintech jenis tersebut sesuai dengan kreditur yang digarap.
Jadi tak banyak perubahan yang dilakukan produk Jamkrindo dari yang ada saat ini. "Selain itu, dari sisi regulasi baru peer to peer lending sudah ada aturan dari regulator," kata Bakti.
Model bisnis peer to peer lending secara sederhana memang mirip dengan yang dilakukan perbankan maupun multifinance. Yakni ada pihak kreditur dan debitur, sedangkan Jamkrindo akan mengambil peran sebagai penjamin kredit. Bakti mengakui, pemberian nilai pinjaman yang dilakukan fintech peer to peer lending memang terbilang kecil.
Namun di sisi lain, secara volume jumlah transaksi bisa sangat besar. Pasalnya, jasa semacam ini menawarkan kemudahan dan kecepatan lebih daripada lembaga keuangan konvensional.
Apalagi dengan ekspansi yang dilakukan oleh para pelaku peer to peer lending ke daerah dinilai memiliki potensi perusahaan fintech untuk mendorong bisnis penjaminan lebih besar. Sampai saat ini, Bakti menyebut, perusahaan ini sudah melakukan pembicaraan dengan beberapa penyelenggara usaha peer to peer lending.
Jamkrindo berharap bisa merealisasikan kerjasama tersebut pada tahun ini. "Kalau kami bisa menjamin 30% saja dari nilai pinjaman yang disalurkan maka sudah lumayan besar," kata dia.
Tak cuma penyedia jasa peer to peer lending yang dibidik. Kata Bakti, pihaknya berniat menggandeng agregator yang bekerjasama dengan lembaga keuangan lain. Dengan begitu, Jamkrindo berpotensi menjamin berbagai jenis kredit.
Pihak agregator ini berperan mencari nasabah. Upaya tersebut diharapkan tak terpaku pada mitra lembaga keuangan konvensional agar bisa mengimbangi pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News