Reporter: Mona Tobing | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Bisnis penjaminan Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) diramal makin kinclong tahun ini. Sepanjang tahun ini, perusahaan penjaminan ini menargetkan nilai penjaminan bisa tumbuh hampir dua kali lipat dari tahun 2014.
Pada akhir 2014, Jamkrindo mencatatkan nilai penjaminan mencapai Rp 40,7 triliun. Nah, di periode Januari hingga Desember 2015, Jamkrindo optimistis bisa meraup penjaminan sebesar Rp 77 triliun.
Direktur Penjaminan Jamkrindo Bakti Prasetyo mengatakan, sampai Juli 2015, realisasi penjaminan kredit Jamkrindo sudah mencapai Rp 38,5 triliun. Jumlah tersebut naik sekitar 30%-40% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Khusus bulan Juli 2015, penjaminan kredit Jamkrindo melaju cepat. Sebagai gambaran, hingga semester pertama 2015, nilai penjaminan Jamkrindo mencapai Rp 27 triliun atau rata-rata Rp 4,5 saban bulan. Nah, memasuki bulan Juli, jumlah penjaminan kredit Jamkrindo mencapai Rp 11 triliun hanya dalam satu bulan.
Bakti mengatakan, kenaikan nilai penjaminan kredit disebabkan kontrak dengan mitra baru dari sektor penjaminan non kredit usaha rakyat (KUR) bertambah. Kebanyakan, lini usaha non KUR yang sedang populer adalah penjaminan kredit multiguna dan penjaminan bank garansi atau kontra garansi.
Selain itu, lini usaha surety bond juga menyumbang kenaikan penjaminan Jamkrindo. "Rata-rata pada 11 lini penjaminan kredit non program KUR meningkat. Kami punya sedikitnya 13 produk penjaminan yang meningkat cukup pesat untuk nilai penjaminannya," imbuh Bakti.
Keyakinan Jamkrindo mencapai target penjaminan kredit pada tahun ini bukan tanpa alasan. Selain mengandalkan lini usaha non-KUR, bisnis KUR yang mulai bergulir lagi diharapkan bisa menebalkan kantong penjaminan perusahaan ini.
Lini usaha bisnis Jamkrindo terbagi dua. Pertama, penjaminan kredit program pemerintah seperti penjaminan KUR, kredit ketahanan pangan dan energi, serta kredit usaha pembibitan sapi dan penjaminan kredit pemilikan rumah (KPR) sejahtera.
Kedua, bisnis penjaminan non program. Kontribusi penjaminan program ditargetkan menyumbang 65% dari total. Sisanya 35% bersumber dari penjaminan program.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News