kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jelang Lebaran, Asuransi Perjalanan Mulai Bertebaran


Senin, 15 September 2008 / 17:41 WIB


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Hari Raya Lebaran masih menjadi lahan perusahaan asuransi untuk mendulang rezeki nomplok. Maklum, tingginya jumlah pemudik di hari raya bisa menjadi lahan potensial untuk menggenjot premi. Produk-produk asuransi perjalanan pun dikerahkan. Bahkan, ada yang memodifikasi produknya atau mengadakan kembali produk musiman supaya lebih pas dengan suasana mudik.

"Penjualan premi asuransi perjalanan ini juga didorong meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berasuransi," kata Direktur Utama PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Eko Budi Wiyono, hari ini (14/9). Untuk mengakomodasi pemudik tahun ini, Jasindo mengerahkan empat produk asuransi perjalanan yakni asuransi Jasindo Oto dan Jasindo Oto Plus Mudik, Jasindo Mudik, Jasindo Pelangi dan Jasindo Lintasan. "Produk Jasindo Mudik dan Jasindo Oto Plus Mudik khusus dikeluarkan secara musiman seperti Lebaran," kata Eko.

Premi asuransi perjalanan yang dikeluarkan Jasindo tergolong terjangkau. Misalnya, premi untuk Jasindo Oto plus Mudik yang memberi jaminan pada kendaraan dan penumpangnya, ditawarkan dengan harga yang dimulai dari Rp 30.000 sampai Rp 175.000. “Produk ini merupakan modifikasi produk asuransi kendaraan yakni Jasindo Oto,” jelas Eko. Nilai tanggungan kendaraan mulai dari Rp 10 juta. Sedangkan untuk penumpangnya, diberikan jaminan sebesar Rp 5 juta per orangnya.

Jika bicara mengenai produk Jasindo Mudik, preminya lebih terjangkau lagi. Dengan uang Rp 5.000, Jasindo memberi nilai pertanggungan maksimum Rp 2.500.000 untuk perawatan dan Rp 25 juta apabila penumpang meninggal atau cacat tetap. Premi ini bisa dipegang sampai pemudik kembali ke tempat asal. Untuk produk ini, Jasindo juga membidik rombongan mudik bareng. "Kami menargetkan mendapat premi Rp 1 miliar dari Jasindo Mudik saja," kata Eko. Untuk menggenjot target, Jasindo menjual polis-polis asuransi perjalanan ini mulai dari terminal sampai bandar udara.

Lain halnya dengan Jasindo, PT Asuransi Bumiputra Muda (Bumida) tidak terlalu agresif dalam menjajakan polis asuransi perjalanannya. Meski demikian, menurut Direktur Teknik dan Pemasaran Bumida Julian Noor di masa Lebaran kali ini, Bumida tetap mengeluarkan produk musiman yang menjamin kecelakaan para pemudik. Jaminan ini diberikan H-14 sampai H+14.

Premi yang ditawarkan Bumida cukup beragam, mulai dari Rp 20.000 sampai tak terbatas (unlimited). Sedangkan nilai pertanggungannya mulai dari Rp 10 juta. "Tahun lalu, klaim paling tinggi mencapai Rp 200 juta," kata Julian.

Agar bisa bertarung di arena perusahaan Asuransi, Bumida memilih menggandeng perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa mudik untuk karyawannya. Dalam penjualan masa Lebaran ini, Bumida menargetkan mengumpulkan premi Rp 500 juta atau 100% lebih tinggi dari pencapaian masa Lebaran tahun lalu.

Sementara itu, Asuransi Syariah Mubarakah juga tak mau ketinggalan memburu penumpang sebagai nasabah. Bekerjasama dengan Jasindo, perusahaan asuransi syariah tersebut sejak tiga bulan lalu sudah menggaet seluruh penumpang Garuda Indonesia Airline. Artinya, seluruh penumpang Garuda sudah mendapatkan jaminan asuransi jiwa.

Namun, asuransi jiwa yang ditawarkan perusahaan asuransi murni syariah ini berbeda dari yang lainnya. Asuransi Syariah Mubarakah ini hanya mem-back up asuransi kematian penumpang ketika berada dalam ruang tunggu bandara (boarding room). “Kalau penumpang yang sudah naik pesawat, itu Jasindo yang nanggung,” terang Salim Al Bakry, Direktur Utama Asuransi Syariah Mubarakah, tadi siang.

Adapun sebab kematian penumpang yang ditanggung asuransi ini adalah karena sakit. Nantinya, penumpang yang meninggal akan mendapatkan manfaat asuransi sebesar Rp 200 juta dari premi Rp 400.

Model asuransi ini memang cukup menguntungkan bagi asuransi syariah. Pasalnya, risiko meninggal penumpang di boarding room memang relatif kecil. Oleh karena itu, setiap bulan premi asuransi yang dibayar penumpang melalui tiket selalu utuh. “Dari kerjasama dengan Jasindo, setiap bulan kita mendapatkan keuntungan bersih Rp 300 juta,” tukas Parmin S Wijono, Direktur Marketing Asuransi Syariah Mubarakah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×