Sumber: KONTAN | Editor: Syamsul Azhar
JAKARTA. Minat masyarakat menggunakan uang elektronik (e-money) semakin tinggi. Kondisi ini tentu menguntungkan para penerbit e-money.
Tingginya minat masyarakat menggunakan e-money bisa dilihat dari jumlah kartu yang diterbitkan. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), peningkatan jumlah kartu per Oktober 2009 dibandingkan Januari 2009 tumbuh 343,95% menjadi 2.558.329 kartu.
Saat ini jumlah penerbit kartu pembayaran alias e-money ada sembilan institusi. Lima diantaranya bank dan sisanya non-bank. “Peningkatan terbesar terjadi di PT Bank Mega, PT Bank Mandiri, dan PT Telkom," kata Ariwibowo, Kepala Biro Pengembangan dan Kebijakan Sistem Pembayaran Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran BI.
Widhayati, Senior Vice President Electronic and Mass Banking PT Bank Mandiri Tbk. menuturkan, kebutuhan masyarakat terhadap transaksi yang aman dan mudah menjadi penyebab peningkatan jumlah kartu e-money. “Masyarakat tak lagi khawatir pada transaksi tunai yang kadang merepotkan,” kata dia.
Penggunaan uang elektronik, kata Widhayati, juga menguntungkan merchant atau pihak yang bekerja sama dengan penerbit e-money. “Mereka bisa mengurangi biaya dari transaksi tunai dan memudahkan dalam menyetor uang ke bank,” katanya. Hingga November lalu, Mandiri sudah menerbitkan 500.000 kartu e-money baru.
E-money tentu saja menguntungkan para penerbit. Direktur Ritel PT Bank Mega Tbk Kostaman S. Thayib mengatakan, bank bisa memperoleh dua keuntungan sekaligus, yaitu fee dan dana float.
Yang dimaksud dengan dana float adalah nilai uang yang tersisa di dalam e-money yang beredar. "Float fund merupakan salah satu sumber dana murah bagi perbankan," ujar Kostaman.
Per akhir November 2009, nilai float fund yang tersimpan di e-money Bank Mega mencapai Rp 1,5 miliar. Sedangkan di Bank Mandiri nilai dana murah itu mencapai Rp 3 miliar. Namun, baik Widhayati maupun Kostaman tidak bersedia menyebut nilai komisi e-money.
Menurut catatan BI, nilai float fund yang tersimpan pada instrumen e-money pada Oktober 2009 mencapai Rp 70,5 miliar. Nilai ini naik 4% atau sebesar Rp 2,8 miliar dari Agustus 2009 yang hanya Rp 67,67 miliar.
Sedangkan volume penggunaan e-money pada Oktober mencapai 1,6 juta transaksi, atau lebih rendah dibanding volume di bulan September 2009, yang sebesar 2 juta transaksi. Adapun nilai transaksi di Oktober merosot 19% dari Rp 68 miliar menjadi
Rp 55 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News