kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Jumlah Pemain Terus Bertambah, Bisnis Bank Digital Kian Bergairah


Selasa, 27 Februari 2024 / 19:50 WIB
Jumlah Pemain Terus Bertambah, Bisnis Bank Digital Kian Bergairah
ILUSTRASI. Suasana booth perbankan digital di sebuah pusat perbelanjaan, beberapa waktu lalu (/6/02/2023). KONTAN/Baihaki


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah pemain bank digital satu per satu kian bertambah. Alhasil, persaingan industri perbankan digital pun semakin ketat dan bergairah.

Terbaru, ada PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI) yang resmi meluncur dengan aplikasi Krom pasca diakuisisi Kredivo Group pada 2022 lalu. Artinya, bank ini siap menyaingi bank-bank digital yang lebih dulu ada.

Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan mengungkapkan bahwa tahun ini fokus untuk menjaring Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan tawaran bunga yang tinggi mencapai 8,75%. Sembari, tetap menggenjot kredit yang disalurkan.

Untuk penyaluran kredit, Anton bilang di beberapa tahun awal ini akan mengoptimalkan dana yang berasal dari modal. Maklum, Krom Bank memiliki rasio permodalan yang sangat tebal mencapai 191,75%.

Baca Juga: Bunga Simpanan Tinggi Tetap Jadi Cara Jitu Bank Digital Incar Dana Nasabah

Ia melihat modal ini memang lebih baik digunakan untuk penyaluran kredit dibandingkan untuk investasi. Mengingat, penggunaan modal bisa memberikan biaya dana yang murah sembari mengumpulkan DPK yang lebih besar.

”Tetapi yang harus dicari adalah keseimbangan antara kapan mengeluarkan modal dan berapa besar pencapaian DPK yang kita dapatkan,” ujarnya.

Sementara itu, untuk mampu bersaing dengan bank digital yang lainnya, Anton bilang saat ini akan menggenjot kredit melalui channeling dengan ekosistem yang dimiliki saat ini yaitu Kredivo Group. Namun, ia juga menegaskan ke depannya tak hanya akan eksklusif dengan ekosistem itu saja.

Ia menyebutkan saat ini sudah ada beberapa mitra fintech yang sedang dalam pembicaraan kerja sama. Tak hanya itu, pembuatan produk digital loan juga akan segera dilakukan.

”Kalau dulu itu kredit kita 70% disalurkan secara konvensional, nantinya digital loan akan kita arahkan agar lebih mendominasi,” ujarnya.

Dengan jumlah perbankan digital yang lebih ramai, Direktur Kepatuhan & Corporate Secretary Bank Jago Tjit Siat Fun mengungkapkan bahwa pihaknya melihat masih banyak segmen potensial yang belum terlayani oleh perbankan.

Oleh karenanya, ia melihat persaingan akan membawa dampak positif bagi nasabah. Di mana, perbankan digital juga mempunyai cara yang berbeda-beda tergantung pada ekosistem yang dimiliki. 

Baca Juga: Bank Krom Resmi Meluncurkan Krom Digital Banking Menyasar Generasi Muda

“Ke depan, kami akan terus memperdalam kolaborasi dengan ekosistem digital yang sudah ada dan memperluas ekosistem baru untuk terus memberikan produk keuangan pada nasabah,” ujarnya.

Presiden Direktur BCA Digital Lanny Budiati menyadari bahwa dengan banyaknya bank digital di Indonesia maka persaingan akan menjadi ketat. Namun, itu mendorong bank-bank untuk berlomba menyediakan produk yang relevan untuk nasabah.

Dalam hal ini, Lanny bilang pihaknya diuntungkan dengan bergabung dalam ekosistem BCA. Sebab, ada kepercayaan yang sudah terbangun dari mata nasabah. 

“Kami akan mengembangkan produk untuk mendorong jumlah transaksi, dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi biaya,” ujarnya.

Sebagai informasi, BCA Digital mencatat laba bersih Rp 46,04 miliar pada tahun 2023. Jumlah itu berbalik dari rugi sebesar Rp 71,60 miliar setahun sebelumnya.

Capaian tersebut tak terlepas dari pendapatan bunga bersih BCA Digital yang sebesar Rp 608,70 miliar, naik 127% YoY. Meskipun, beban bunga juga ikut membengkak 95,17% YoY menjadi Rp 279,97 miliar.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengungkapkan bahwa bank-bank digital ini secara kinerja saham masih kurang kondusif dibandingkan bank umum lapis satu dan dua.

Menurutnya, bank-bank umum di lapis satu dan dua lebih memiliki fundamental yang kuat, valuasi yang menarik, serta prospek bisnis ke depan yang lebih positif.

”Kalau bank digital itu masih memiliki valuasi yang terlalu tinggi bahkan beberapa emiten bank digital yang masih mengalami kerugian,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×