kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Jumlah Perusahaan Berkurang, Aset Industri Dana Pensiun Sukses Naik


Rabu, 02 Agustus 2023 / 07:04 WIB
Jumlah Perusahaan Berkurang, Aset Industri Dana Pensiun Sukses Naik
ILUSTRASI. Aset industri Dana pensiun naik hingga Mei 2023


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, perusahaan dana pensiun (Dapen) catat kinerja positif setelah nilai aset naik 5,43% secara tahunan (YoY) di periode Mei 2023.

Total aset Dapen di Mei 2023 mencapai Rp 355,13 triliun. Jumlah ini naik 5,63% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 336,85 triliun.

Meski terjadi kenaikan aset, jumlah perusahaan Dapen tampak berkurang dari 205 pada Mei 2022 menjadi 199 di Mei 2023.

Staf Ahli Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Mulyadi mengatakan, berkurangnya perusahaan Dapen disebabkan oleh ketidakmampuan Dapen dalam melakukan pendanaan.

“Karena pendiri tidak mampu membayar iuran atas kekurangan pendanaan atau juga ada pendiri menutup dapen-nya untuk dipindahkan ke DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan),” kata Bambang kepada Kontan.co.id pada Senin (31/7).

Bambang tak memungkiri bahwa hingga akhir tahun nanti akan masih ada pengurangan jumlah perusahaan Dapen. Meski begitu, industri Dapen terus menunjukkan kinerja yang bagus.

Baca Juga: Dana Pensiun Bank Mandiri Catat Kinerja Moncer di Semester I 2023

“Kinerja investasi dapen sejauh ini masih cukup baik,” ujar dia.

Salah satu contoh, PT Dana Pensiun Bank Mandiri (DPBM) yag berhasil mencatatkan total aset neto sebesar Rp 9,95 triliun pada semester I-2023, tumbuh 8,99% dari semester I-2022 sebesar Rp 9,13 triliun.

Direktur Utama DPBM Ali Farmadi bilang, selain total aset neto yang naik, jumlah investasi DPBM juga terpantau naik sebesar 9,05% menjadi Rp 9,92 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Penopang utama pertumbuhan aset tersebut terutama berasal dari perolehan Hasil Usaha Bersih dan Iuran Pensiun yang jauh lebih besar dari Pembayaran Manfaat Pensiun Peserta sampai dengan Juni 2023,” kata Ali.

Ali menambahkan, untuk portofolio investasi DPBM, didominasi berturut-turut oleh surat berharga nasional (SBN) sebesar Rp 4,02 triliun atau mencapai 40,5% dari total investasi.

“Obligasi korporasi sebesar Rp 3,27 triliun atau sekitar 32,95% dari total investasi dan deposito berjangka sebesar Rp 704,27 miliar atau sekitar 7,09%,” ungkapnya.

Ali bilang, jumlah peserta DPBM hingga Juni 2023 mencapai 36.861 orang mengalami penurunan sebanyak 21 orang dari jumlah peserta pada akhir Desember 2022 yang sejumlah 36.882 orang.

“Target sampai akhir tahun 2023 kami perkirakan akan memperoleh Hasil Usaha Bersih sekitar Rp 628 miliar atau return on investment (ROI) termasuk Delta SPI (selisih penilaian investasi) minimal sebesar 6,56%,” jelas Ali.

Dia bilang, untuk mencapai target tersebut DPBM telah menyiapkan sejumlah strategi yang akan dijalankan pada semester II-2023 ini.

“Antara lain memprioritaskan investasi pada Obligasi Korporasi dengan target yield pembelian lebih dari 6% dan meningkatkan aktivitas transaksi jual beli dari instrumen Reksadana ETF, Saham dan SBN,” tandasnya.

Baca Juga: Total Aset IKNB Tembus Rp 3.171,62 Triliun hingga Mei 2023

Sementara itu, Direktur Investasi Dana Pensiun BNI, Bedie Roesnandi mengatakan bahwa aset neto kelolaan Dapen BNI tumbuh sekitar 4% menjadi Rp 7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Pertumbuhan tersebut didukung adanya peningkatan kelolaan Surat Berharga Negara (SBN) sekitar 16%,” kata Bedie kepada Kontan.

Selain itu, lanjut Bedie, jumlah peserta Dapen BNI mengalami penurunan sebesar 1,8% YoY menjadi 16,9 ribu peserta pada semester I-2023, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Pengelolaan aset selalu berdasarkan aturan yang berlaku, salah satu strategi adalah dengan meningkatkan aset likuid (fixed income) dan menjaga kesuaian antara aset dan liability,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×