Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dana Pensiun Bank Mandiri (DPBM) mencatat kinerja positif dalam empat bulan pertama tahun 2023 atau pada bulan April lalu.
Direktur Utama Dapen Bank Mandiri, Ali Farmadi menyatakan bahwa pihaknya membukukan pertumbuhan dari sisi asset netto perseroan sebesar 8,2% secara tahunan year on year (yoy) menjadi Rp 9,8 triliun per 30 April 2023, dibanding posisi April 2022 lalu.
“(Penyokong pertumbuhan) masih didominasi oleh instrumen Surat Berharga Negara (SBN) dan Obligasi Korporasi dengan porsi (masing-masing) 43% dan 33%,” ujarnya kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Bank Mandiri Taspen Dorong Pensiunan Pengusaha UMKM Naik Kelas
Tak hanya itu, lanjut Ali, dari sisi jumlah peserta dana pensiun juga mengalami pertumbuhan tipis sebesar 0,9% menjadi 36.873 orang, dari posisi akhir tahun 2022 lalu.
Ali mengungkapkan bahwa pihaknya menargetkan imbal hasil atau yang akrab disebut retrun on investment (ROI) bisa mencapai sekitar 6,5% sampai dengan 7% di tahun 2023 ini.
“Ini melihat kecenderungan yield yang terus menurun. Strategi masih tetap ke instrument SBN , Obligasi korporasi dengan kriteria tertentu dan transaksi Exchange Trade Fund (ETF) atau Reksadana index,” ungkapnya.
Baca Juga: Bank Mandiri Raup Dana Rp 4,5 triliun dari Global Bond, Ini Rencana Penggunaannya
Diberitakan sebelumnya bahwa Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) menyebut akan berhati-hati dalam berinvestasi pada obligasi kepunyaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya, sebab adanya restrukturisasi yang dilakukan.
Menanggapi hal ini, Ali mengatakan bahwa Dapen Bank Mandiri Program Pensiun Iuran Pasti (PPI) saat ini tidak memiliki portofolio di BUMN Karya. “Kondisi ke depannya mungkin lebih tepat kepada dapen yang lain terkait kondisi ini,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News