Reporter: Nurul Kolbi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pasca berganti pemilik, PT Bank Agroniaga Tbk terus berbenah. Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) itu kini memiliki pemimpin baru dan mengubah nama serta logo menjadi Bank BRI Agroniaga. Keputusan ini ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), kemarin (18/4). Selanjutnya, manajemen mengajukan izin pergantian nama ke Bank Indonesia (BI). Adapun rencana bisnis bank (RBB) tidak berubah.
Kursi direktur utama kini diisi Heru Sukanto. Pegawai karir BRI ini menggantikan pejabat sebelumnya, Marshal. Direksi baru lainnya adalah Sahala Manalu dan Sudarmin Sjamsoe. "Sahala mengisi jabatan baru. Penambahan direksi menunjukkan komitmen kami ingin berkembang lebih pesat lagi," kata Zuhri Anwar, Direktur Bisnis BRI Agro, seusai RUPS.
Soal brand, manajemen berharap pemakaian nama BRI mengangkat image perseroan itu. "Ke depan, kami juga memperbanyak sinergi dengan BRI," kata Zuhri.
Kerjasama itu berupa pemanfaatan jaringan BRI, hingga office channeling. Jadi, nasabah bisa transaksi di seluruh kantor BRI. "Untuk office channeling kami sedang mengurus izin. Sementara jaringan ATM BRI, kami sudah memanfaatkannya secara bertahap," katanya.
Zuhri tak menyebut biaya perubahan nama dan logo. Ia hanya mengatakan biaya yang dikeluarkan tak sebanding dengan manfaat menyandang nama besar BRI.
Selain membenahi penampilan, manajemen juga merapikan neraca keuangan. Kredit-kredit bermasalah peninggalan masa lalu terus direstrukturisasi. Hasilnya, akhir 2011, rasio kredit bermasalah (NPL) gross berada di level 3,55%, susut jauh dari posisi 2010 sebesar 8,82%. "Dari total kredit macet Rp 218 miliar, kami berhasil menarik Rp 123 miliar," katanya.
Pembenahan kredit ini berimbas positif ke kinerja 2011. Laba bersih BRI Agro melonjak 134% menjadi Rp 32,85 miliar. Padahal, nilai penyaluran kredit (outstanding) per akhir 2011 turun 6,42% menjadi Rp 1,74 triliun. Sedangkan dana pihak ketiga tumbuh 15,89% menjadi Rp 2,76 triliun. "Karena rasio modal (CAR) kami saat ini 16,39%, kami belum ada rencana menambah modal baru, termasuk meminta ke induk," kata Hirawan Nur Kustono, Sekretaris Perusahaan.
BRI Agro sebelumnya berencana menerbitkan subdebt sekitar Rp 200 miliar dan mencari pendanaan dari BRI untuk menopang pertumbuhan. Tapi, karena kondisi keuangan membaik, kedua opsi tersebut dikesampingkan. "Kami kaji lagi kemungkinan subdebt tahun depan," kata Zuhri. Tahun ini, BRI Agro menargetkan aset tumbuh 35% menjadi Rp 4 triliun dan laba tembus Rp 73 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News