kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kabar PHK Berhembus di Pasar Modal


Rabu, 26 November 2008 / 08:48 WIB
Kabar PHK Berhembus di Pasar Modal


Reporter: Dyah Megasari,Arthur Gideon | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Penurunan harga saham akibat krisis menyebabkan perusahaan sekuritas mengalami paceklik. Di saat pendapatan turun, perusahaan-perusahaan pialang bersiap mengurangi biaya. Salah satu caranya adalah mengurangi pegawai.

Penurunan pendapatan perusahaan sekuritas, misalnya, menimpa usaha jasa perdagangan saham. Dalam bisnis ini, perusahaan sekuritas mendapatkan fee sebesar 0,3% dari nilai transaksi. Tentu saja, akibat anjloknya nilai perdagangan saham di bursa, komisi penjualan yang mereka terima juga turun. Saat ini, nilai perdagangan saham dalam sepekan cuma Rp 7 triliun. Jauh lebih rendah dibandingkan nilai transaksi di bursa efek Indonesia (BEI) pada Februari lalu yang mencapai
Rp 123 triliun per pekan.

Salah satu perusahaan sekuritas yang berencana mengurangi karyawan untuk menekan biaya adalah PT Trimegah Securities Tbk. Di saat perdagangan saham sedang ramai-ramainya dulu, nilai transaksi yang ditangani Trimegah bisa mencapai Rp 5,9 triliun dalam sebulan. Namun pekan ketiga November 2008 mereka hanya membukukan transaksi Rp 328 miliar. "Kemungkinan besar akan ada perampingan karena perusahaan harus melakukan efisiensi menyesuaikan kondisi keuangan," kata Direktur Trimegah Rosinu, Selasa (25/11).

Dia mengaku tiga sumber utama pemasukan Trimegah saat ini sedang mampet. Pertama, kegiatan broker semakin sepi. Kedua, manajer investasi yang biasanya menangani reksadana juga sepi dari order. Terakhir, kegiatan penjaminan emisi ikut-ikutan sepi karena banyak perusahaan yang menunda rencana penerbitan saham atau obligasi.

Anehnya, Direktur Utama Trimegah Avi Yasa Dwipayana justru mengaku tahun depan ingin mengakuisisi satu perusahaan keuangan. Avi tak menyinggung soal rencana PHK karyawan.

Menahan diri

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmansyah mengakui banyak anggota bursa yang mengalami kondisi ini. "Efisiensi yang dilakukan perusahaan sekuritas sangat wajar di saat bisnis sedang lesu seperti sekarang," katanya.

Erry menyebut penurunan nilai transaksi sebagai penyebab. Transaksi harian yang sempat mencapai Rp 5 triliun, kini tersisa sekitar Rp 1,9 triliun. "Otomatis pendapatan perusahaan sekuritas mengalami penurunan," kata Ery.

Meskipun begitu, Direktur PT Danareksa Aloysius Kiik Ro mengaku, Danareksa tak akan melakukan pemecatan karyawan. Namun ia mengakui, omzet Danareksa Sekuritas belakangan ini menurun. Bisnis Danareksa yang masih menghasilkan duit saat ini hanya reksadana. "Kami belum berpikir untuk merumahkan karyawan. Apalagi, karyawan yang ada merupakan tenaga ahli," tutur Aloysius.

Namun Danareksa mulai mengerem perekrutan karyawan baru. "Kami hanya menarik karyawan baru untuk menggantikan karyawan keluar atau pensiun. Ini normal terjadi," ujar Aloysius.

Direktur Utama Merrill Lynch Indonesia, Lily Widjaja juga berujar perusahaannya belum mengagendakan pengurangan karyawan. "Meskipun Merrill Lynch internasional sudah memangkas karyawan, kami belum berniat melakukan tindakan yang sama," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×