kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kanker dominasi klaim penyakit kritis yang dikover Sequis


Senin, 19 Februari 2018 / 14:14 WIB
Kanker dominasi klaim penyakit kritis yang dikover Sequis
ILUSTRASI. Premi industri asuransi jiwa


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengobatan terhadap penyakit kritis sudah pasti membutuhkan biaya yang tak sedikit. Termasuk untuk pengobatan penyakit kanker. PT Asuransi Jiwa Sequis Life bahkan menyebut mayoritas pembayaran klaim untuk penyakit kritis yang dibayarkan perseroan berasal dari klaim penyakit kanker.

Menurut Vice President of Life Operation Division Sequis Eko Sumurat, pembayaran klaim penyakit kanker terus meningkat. Untuk pembayaran manfaat klaim penyakit kritis sepanjang tahun 2017 yang berasal dari penyakit kanker yaitu lebih dari 51%.

Tingginya kebutuhan biaya dalam pengobatan penyakit kanker, masyakat pun bisa membagi risiko dengan berasurnasi. Misalnya pada asuransi penyakit kritis dimana nasabah dapat menerima manfaat asuransi penyakit kritis jika telah terdiagnosa penyakit kritis, misalnya pada stadium akhir.

Namun ada juga perusahaan asuransi yang memberikan perlindungan atas penyakit kritis sejak terdiagnosa pada tahap awal. Umumnya, asuransi ini sebagai asuransi tambahan (rider) pada produk asuransi dasar.

“Tingginya risiko kesehatan sejalan dengan bertambahnya kebutuhan asuransi penyakit kritis membuat kami berupaya untuk menjawab kebutuhan asuransi penyakit kritis dengan menyediakan produk asuransi penyakit kritis sejak tahap awal (Early Payout Critical Illness), yaitu Sequis Q Early Payout Critical Illnes Plus Rider sehingga nasabah tidak perlu cemas menghadapi tingginya biaya perawatan pengobatan penyakit kritis karena manfaat dapat dirasakan sejak stadium awal,” ujar Eko dalam keterangan tertulis, Senin (19/2).

Kanker adalah salah satu penyakit yang cukup ditakuti. International Agency for Research on Cancer, memperkirakan pada tahun 2030 akan ada 22 juta kasus baru kanker. Hal ini seharusnya menjadi peringatan bagi seluruh negara di dunia, terutama di Indonesia bahwa penyakit kanker semakin menjadi ancaman yang akan meningkat. Apalagi, kanker menyerang tanpa pandang bulu, bahkan usia balita berpotensi mengidap kanker.

Sebenarnya kematian akibat kanker dapat dihindari melalui tindakan profilaktik (pencegahan) dan terapeutik (pengobatan). Head of Health Claim Department Sequis dr. A.P. Hendratno mengatakan, semakin cepat kanker ditemukan dan ditangani, semakin tinggi angka keberhasilan pasien yang bisa sembuh. "Pencegahan kanker sejak dini diperlukan agar tidak terlalu membebani pasien dan keluarganya untuk membiayai pengobatan. Jangan biarkan kanker merenggut kebahagian keluarga Anda,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×