kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kata Asosiasi Blockchain soal pelegalan Bitcoin


Kamis, 22 Desember 2016 / 15:35 WIB
Kata Asosiasi Blockchain soal pelegalan Bitcoin


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Asosiasi Blockchain Indonesia menyoroti pelegalan penggunaan Bitcoin seperti mata uang asing lainnya di Rusia, dengan menunjukkan semakin berkembangnya penggunaan teknologi digital mata uang di dunia maya tersebut.

"Apa yang dilakukan Rusia itu mungkin timbul atas kesadaran bahwa teknologi digital 'cryptocurrency' akan semakin sering digunakan oleh masyarakat di masa depan," kata Pengurus Asosiasi Blockchain Indonesia Suasti Atmastuti, Kamis (22/12).

Menurut Suasti, dengan meregulasi secara positif penggunaan Blockchain, maka Rusia dinilai dapat memonitor transaksi "cryptocurrency" yang terjadi di negaranya.

Dia juga memaparkan, dalam jangka waktu tiga bulan terakhir, harga Bitcoin cenderung mengalami lonjakan harga hingga 40 % atau jika dirupiahkan setara Rp10 juta per Bitcoin.

Selain itu, lanjutnya, besarnya populasi penduduk Rusia yang mencapai 146 juta orang diyakininya akan berpotensi menjadi pemain maupun pasar terbesar dan sejajar dengan pemain Bitcoin global, seperti China, Eropa, dan Amerika.

"Lampu hijau Rusia terkait pelegalan Bitcoin itu terbukti berdampak positif pada peningkatan volume transaksi dan pergerakan harga Bitcoin di seluruh dunia," kata Suasti.

Ia mengungkapkan, laporan terbaru Saxo Bank, Denmark, bahkan memprediksi bahwa tren harga Bitcoin tahun 2017 akan terus melonjak hingga tiga kali lipat atau berpotensi menembus level 2000 dollar AS per Bitcoin.

Indikasi itu, ujar dia, dipicu oleh faktor sentimen kepemimpinan Presiden AS Donald Trump yang dinilai akan berimbas terhadap melonjaknya utang AS, sehingga defisit AS akan melebar serta berpotensi pula memicu lonjakan inflasi yang dapat mempengaruhi pasar global.

"Bila demikian, masyarakat akan dipaksa mencari alternatif lain penyimpanan aset yang 'safe haven'. Bitcoin dapat menjadi salah satunya," ucap Suasti.

Saxo Bank menyebutkan bahwa jika Rusia dan China mulai mengaplikasikan Bitcoin sebagai mata uang alternatif selain dollar AS, maka harga Bitcoin dapat dipastikan akan meningkat tiga kali lipat tahun depan dari 700 dollar AS per Bitcoin menjadi 2.100 dollar AS per Bitcoin.

Ia melihat keadaan yang muncul ini sebagai bentuk kedewasaan terhadap tren pertumbuhan Bitcoin yang telah berjalan hampir sembilan tahun sejak pertama kali diluncurkan.

Suasti berpendapat banyak kelebihan Bitcoin yang dapat dibilang layak untuk digunakan, salah satunya memiliki sifat pasokan yang terbatas serta harganya akan terus seiring tingginya permintaan yang ada.

"Sayangnya, Bitcoin masih belum diregulasi penuh di Indonesia. Berbeda halnya dengan negara lain yang telah melegalkannya, seperti Jepang, Rusia dan Amerika Serikat. Saat ini Bitcoin dapat diperdagangkan layaknya sebuah komoditas digital selama segala risiko terkait penggunaannya diketahui dengan baik dan ditanggung sendiri oleh pengguna Bitcoin," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×