kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kelola likuiditas, BCA tempatkan dana di surat berharga Rp 208,9 triliun per Maret


Rabu, 09 Juni 2021 / 13:48 WIB
Kelola likuiditas, BCA tempatkan dana di surat berharga Rp 208,9 triliun per Maret


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna mengoptimalkan likuiditas saat kredit lesu, perbankan menempatkan dana di surat berharga. PT Bank Central Asia Tbk mencatat dana yang ditempatkan di surat berharga mencapai Rp 208,9 triliun per Maret 2021. 

Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim BCA mencermati penempatan itu sebagai bagian dari strategi pengelolaan likuiditas perusahaan. 

“Hal ini juga untuk menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat. Likuiditas BCA yang sangat memadai, didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga yang solid, serta mempertimbangkan imbal hasil yang baik dan instrumen yang beresiko rendah, diharapkan penempatan surat berharga BCA akan terus meningkat,” kata Vera kepada Kontan.co.id, Selasa (8/6).

Baca Juga: Begini strategi BPD memacu penyaluran kredit multiguna pada tahun 2021

BCA mencermati permintaan kredit masih dalam proses pemulihan karena adanya pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas dan mempengaruhi iklim bisnis.  Ia juga melihat pada umumnya industri saat ini masih mencermati upaya vaksinasi yang dilakukan pemerintah dan tren perkembangan pandemi ke depannya. 

BCA berharap pertumbuhan kredit akan ada di kisaran 4 %hingga 6% pada tahun ini. Hal ini ditopang oleh likuiditas yang masih memadai dan harapan akan pemulihan ekonomi sehingga dapat mendorong permintaan kredit. 

Asal tahu saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan Kredit perbankan terkontraksi 2,28% year on year (yoy) menjadi Rp 5.482,2 triliun per April 2021. Sedangkan kepemilikan SBN perbankan mencapai Rp 1.308,4 triliun hingga April 2021. Nilai itu meningkat dibandingkan sepanjang 2020 Rp 1.143 triliun.

“Tentunya, bagaimana kita menggeser ini sebagian ke bentuk kredit. Permintaan kredit mulai meningkat karena salah satunya terkait mobilitas dan kepercayaan masyarakat,” papar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso pekan lalu. 

Selanjutnya: Kredit masih seret, bank simpan dana di obligasi pemerintah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×