Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
Namun, pertumbuhan pendapatan operasional OCBC tercatat sebesar 12% (yoy) menjadi Rp 4,16 triliun. Sedangkan pertumbuhan pendapatan operasional lainnnya sebesar 65% (yoy) menjadi Rp 955 miliar.
Baca Juga: Rupiah bisa balik ke bawah Rp 14.000? Ini kata ekonom BCA
Ini juga turut ditopang oleh minimnya beban operasional lainnya yang cuma tumbuh 6% (yoy) menjadi Rp 1,85 triliun.
Adapun PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) akan mendorong pertumbuhan portofolio pinjaman yang berkualitas dengan memanfaatkan momentum menguatnya kondisi perekonomian di semester kedua ini agar bisa mengoptimalkan pertumbuhan laba dan ROA.
Belanja pemerintah sebagai salah satu pemicu pertumbuhan ekonomi diyakini juga akan lebih besar dan optimal sehingga kembali menggairahkan perekonomian nasional.
Baca Juga: Demi menggenggam saham LinkAja, BRI dan BNI ramai-ramai suntik anak usaha
"Di sisi lain, tren menurunnya suku bunga acuan BI diharapkan dapat menekan biaya bunga seiring harapan membaiknya likuiditas perbankan," kata Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo.
Sementara pada semester I 2019, BNI menjadi salah satu bank yang mengalami penurunan profitabilitas. ROA perseroan turun menjadi 2,44% dari 2,7% dari periode yang sama tahun lalu.
Anggoro bilang, penurunan itu terjadi akibat meningkatnya pertumbuhan biaya dana BNI (cost of fund) dari 2,8% di 2018 menjadi 3,2% di semester kedua 2019 yang kemudian menyebabkan tertahannya pertumbuhan laba sehingga ROA pun jadi melambat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News