kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Demi menggenggam saham LinkAja, BRI dan BNI ramai-ramai suntik anak usaha


Jumat, 02 Agustus 2019 / 06:30 WIB
Demi menggenggam saham LinkAja, BRI dan BNI ramai-ramai suntik anak usaha


Reporter: Anggar Septiadi, Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bank pelat merah alias bank BUMN mulai merealisasikan setoran modalnya ke PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), pengelola platform pembayaran digital LinkAja. Pada tahap pertama ini, dua bank pelat merah yakni BNI dan BRI telah merealisikan suntikan modal ke anak usahanya demi menggenggam modal LinkAja. 

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) misalnya, telah menambah penyertaan modal ke entitas anaknya, yaitu PT BNI Sekuritas sebanyak 225 juta saham senilai Rp 225 miliar. 

Corporate Secretary BNI Meliana dalam keterangannya ke Bursa Efek Indonesia, Kamis (1/8) mengatakan, Jumlah penyertaan modal BNI merupakan 75% dari total 100% saham yang diterbitkan BNI Sekuritas, atau setara 300 juta lembar saham senilai Rp 300 miliar. Bank berlogo angka 46 ini juga menyatakan kesediaannya untuk mengeksekusi sisa 25% saham senilai Rp 75 miliar jika pemegang saham lain, yaitu SBI Financial Services Co. Ltd tidak mengambil porsinya.

Pasca eksekusi ini, modal disetor BNI ke BNI sekuritas kini menjadi Rp 433,13 miliar. Dan jika pemegang saham lain tak mengeksekusi haknya, kepemilikan BNI akan berubah menjadi 75% menjadi 92,32%, sedangkan porsi kepemilikan SBI Financial akan terdilusi dari 25% menjadi 7,68%.

Aksi penambahan modal BNI Sekuritas ini merupakan bagian dari penyertaan modal BNI ke Finarya. Sebab, sebagai sebuah bank BNI tak bisa langsung menyertakan modal ke Finarya yang bukan lembaga jasa keuangan.

Di sisi lain, BNI sekuritas menjadi kendaraan sebab saat ini BNI juga belum merampungkan akuisisi terhadap perusahaan modal ventura. Sementara jadwal penyertaan modal ke Finarya tahap pertama jatuh pada 31 Juli 2019 lalu.

Sebelumnya Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo telah menyatakan bahwa untuk penyertaan modal tahap pertama ke Finarya, BNI memang akan menggunakan BNI Sekuritas.

“Untuk penyertaan modal kedua dan ketiga tentunya kami harap akan dilakukan melalui perusahaan modal ventura,” kata Anggoro belum lama ini.

Aksi serupa juga dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Pada Selasa (30/7), BRI telah menambah modal ke entitas anaknya yaitu PT BRI Ventura Investama senilai Rp 800 miliar sebagai cara untuk menyertakan modal ke PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), pengelola platform pembayaran digital LinkAja.

Aksi ini dilakukan BRI dengan mengeksekusi 800.000 saham BRI Ventura. Pasca transaksi, BRI kini menggenggam 1,01 juta saham senilai Rp 1,01 triliun di BRI Ventura.

“Peningkatan pernyertaan modal sebesar Rp 800 miliar menyebabkan porsi kepemilikan kami di BRI Ventura setelah tambahan modal menjadi 99,96%,” kata Corporate Secretary BRI Bambang Tri Baroto dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Rabu (31/7).

Aksi yang dilakukan bank terbesar di tanah air ini kemungkinan besar merupakan bagian dari penyertaan modal BRI ke Finarya.

BRI Ventura menjadi kendaraan sebab sebagai bank, BRI tak bisa melakukan penyertaan modal secara langsung kepada Finarya yang bukan lembaga jasa keuangan.

Penyertaan modal BRI ke Finarya akan dilakukan dalam beberapa tahap hingga akhirnya kepemilikan BRI menjadi di Finarya mencapai 17,03%. 

BNI kelak juga akan menyertakan modal hingga 17,03% kepemilikan saham Finarya yang akan dilakukan dalam beberapa tahap. Sedangkan untuk mengakuisisi perusahaan modal ventura, BNI telah menyiapkan dana hingga Rp 600 miliar.

Kepemilikan serupa juga berlaku bagi PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×