Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Koperasi dan UKM menggandeng Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) guna mengimplementasikan dan mempercepat penyaluran anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bagi UMKM.
Kemenkop UKM sedang mendorong penerbitan keputusan Menteri Keuangan (KMK) untuk menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
Selain itu, Kemenkop UKM juga akan mempercepat proses bisnis Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) dan integrasi data dengan Otoritas Jasa Keuangan.
"Jumlah nasabah Perbarindo ada 4 juta UMKM dengan uang yang berputar sebesar Rp 122 triliun. BPR-BPRS termasuk yang menjadi bagian program restrukturisasi, karena banyak nasabahnya yang terkendala untuk membayar cicilan bunga kredit, yang akan kita fasilitasi melalui subsidi bunga yang dibayarkan pemerintah," kata MenkopUKM Teten Masduki dalam keterangan tertulis pada Rabu (1/7).
Baca Juga: Ini langkah yang dilakukan Perbarindo di tengah pandemi Covid-19
Teten menegaskan, pemerintah ingin penyaluran anggaran PEN untuk UMKM sebesar Rp123,46 Triliun, dari total anggaran PEN sebanyak Rp 695,2 triliun. Lewat kerja sama ini, Perbarindo bisa segera melakukan restrukturisasi kredit, berupa penundaan pembayaran cicilan bunga pada UMKM yang terdampak pandemi Covid-19.
“Kerja sama dalam pembayaran subsidi bunga oleh pemerintah ini mirip dengan KUR, yang skemanya sudah selesai, sedang yang non KUR ini antara lain kita lakukan dengan BPR-BPRS melalui Perbarindo " jelas MenkopUKM.
Ke depan, KemenkopUKM juga berkeinginan memperluas kerja sama dengan Perbarindo dalam pemberdayaan dan channeling pembiayaan bagi UMKM, khususnya pembiayaan yang ramah bagi UMKM.
Ketua umum Perbarindo Joko Suyanto mengatakan siap melakukan langkah-langkah guna percepatan kerja sama dalam penyaluran anggaran PEN ini.
Baca Juga: Perbarindo gencar sosialisasikan peran LPS untuk menjaga likuiditas BPR
"Kami terbiasa bergerak cepat, karena karakteristik BPR dan BPRS yang memiliki kemudahan dalam penyaluran kredit dan keunikan dalam menghimpun dana masyarakat dibandingkan dengan bank konvensional lain menjadi daya tarik tersendiri, sehingga BPR-BPRS masih tumbuh dan berkembang," jelas Joko.
Ia menyatakan kemampuan nasabah Perbarindo untuk membayar angsuran terdampak Covid-19. Juga adanya meningkatnya penarikan dana simpanan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dengan adanya kerja sama dalam penyaluran anggaran PEN ini, Joko optimistis para nasabah BPR-BPRS yang umumnya UMKM akan banyak terbantu. "Jaringan kami terbentang dari Sabang sampai Merauke di mana ada sekitar 6 ribu outlet dengan jumlah BPR-BPRS sebanyak 1.600," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News