Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bisnis pembiayaan di sepanjang tahun 2014 lesu. Kenaikan beban operasional hingga dua digit menggerus kinerja keuangan multifinance. Alhasil, laba multifinance di tahun lalu tumbuh tipis.
Salah satu pelaku pembiayaan yakni PT Astra Sedaya Finance (ASF) mencatatkan beban operasional senilai Rp 3,72 triliun di 2014, tumbuh 20,77% ketimbang tahun sebelumnya yakni Rp 3,08 triliun.
Beban paling besar yang harus ditanggung oleh ASF adalah beban bunga sebesar Rp 2,33 triliun. Di tahun sebelumnya, beban bunga ASF hanya Rp 1,83 triliun. "Jadi selama pendapatan dan pembiayaan baru naik, pasti beban bunga naik," ujar Jodjana Jody, Direktur Utama ASF.
Di periode Januari-Desember 2014, pendapatan ASF melonjak menjadi Rp 5,23 triliun. Meski pendapatan tumbuh hampir 20%, kenaikan laba bersih hanya 9% dari Rp 1,19 triliun menjadi Rp 1,3 triliun. Demi menekan laju kenaikan beban, Jodjana mengatakan, ASF melakukan efisiensi seperti biaya perjalanan, pengeluaran perkantoran, dan lain-lain.
Kendati telah melakukan penghematan, pengeluaran operasional ASF dipastikan naik tahun ini. Sedangkan untuk beban bunga, tergantung dari pembiayaan baru. Jodjana belum bisa memprediksi besaran kenaikan beban di tahun ini. "Fluktuasi biaya selalu ada," katanya.
Serupa dengan ASF, beban PT BFI Finance Indonesia (BFI) di tahun lalu melonjak 27,04% ketimbang tahun sebelumnya. Di 2014, BFI harus menanggung beban sebanyak Rp 1,55 triliun.
Beruntung, BFI masih mencatatkan pertumbuhan laba hingga 17,3%. Merujuk kepada laporan keuangan, laba emiten berkode saham BFIN ini sebesar Rp 597 miliar per Desember 2014. Begitupun juga dengan pendapatan BFI di tahun lalu melompat 21,16% dari menjadi Rp 2,29 triliun.
Pemasukan terbesar di 2014 bersumber dari pembiayaan konsumen yakni Rp 1,35 triliun. "Beban naik juga karena pembiayaan naik," kata Sudjono, Direktur BFI.
Masih batas wajar
Menurut Sudjono, pengeluaran BFI masih dalam batas wajar. Salah satu pendorong meningkatnya beban BFI adalah kenaikan ketentuan batas upah minim regional (UMR). Maklum, mayoritas beban bersumber dari biaya gaji dan tunjangan yakni sebesar 32,83% atau Rp 508,9 miliar.
Selain gaji, aksi ekspansi BFI membuat beban kinerja perusahaan kian berat. Dalam dua tahun terakhir, BFI menambah 75 kantor cabang. Data terakhir, BFI memiliki 243 kantor cabang dan 47 jaringan. "Hal ini menjadi pendorong kenaikan beban," jelas Sudjono.
Biaya investasi untuk mendirikan kantor cabang baru bervariasi, bergantung kepada wilayah. Hitungan Sudjono, setiap pembukaan satu kantor cabang di wilayah Jawa diperlukan biaya investasi sekitar Rp 500 juta. Sedangkan, untuk pembukaan kantor cabang di luar Jawa membutuhkan biaya Rp 800 juta.
Di Tahun Kambing Kayu ini, Sudjono bilang, beban BFI akan meningkat. "Kurang lebih sama dengan pertumbuhan pembiayaan," jelas Sudjono. Sampai tutup tahun ini, BFI menargetkan pembiayaan bisa meningkat hingga 10% dari tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News