Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Great Eastern General Insurance Indonesia (GEGI) menyatakan peningkatan ekspor pada Februari 2025 belum berdampak signifikan terhadap kinerja asuransi marine cargo.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Indonesia pada Februari 2025 mengalami kenaikan sebesar 14,05% secara tahunan (year on year/YoY). Namun, premi asuransi marine cargo GEGI justru mengalami penurunan.
Marketing Director GEGI, Linggawati Tok, mengungkapkan premi asuransi marine cargo perusahaannya pada Februari 2025 tercatat sebesar Rp 14 miliar, turun 10% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Asuransi Umum Menilai Konflik Timur Tengah Berefek ke Kinerja Asuransi Marine Cargo
Penurunan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya volume pengangkutan domestik akibat lemahnya daya beli masyarakat.
Meski demikian, Linggawati optimistis peningkatan ekspor dapat memberikan dampak positif bagi industri asuransi marine cargo di masa mendatang. Selain ekspor yang naik 14,05% YoY, impor juga meningkat tipis sebesar 2,30% YoY.
“Kami yakin peningkatan volume ekspor dan impor akan mendukung pertumbuhan premi asuransi marine cargo, terutama jika nilai tukar Rupiah lebih stabil,” ujarnya, Minggu (23/3).
Pada 2025, GEGI menargetkan pertumbuhan premi marine cargo dari pengiriman domestik maupun ekspor-impor. Untuk pengiriman domestik, premi asuransi banyak berasal dari kargo kebutuhan pokok seperti beras, gula, serta produk makanan dan minuman.
Baca Juga: Great Eastern General Catat Pendapatan Premi Asuransi Marine Cargo Rp 101 M di 2024
Sementara itu, dari sektor ekspor-impor, GEGI membidik pertumbuhan premi dari komoditas bahan makanan dan olahan, mesin-mesin industri, material konstruksi, serta hasil pertambangan.
“Jika kinerja ekspor-impor terus meningkat, kami optimistis perolehan premi marine cargo dapat tumbuh positif tahun ini,” kata Linggawati.
Namun, Linggawati juga mengingatkan adanya tantangan yang dapat memengaruhi kinerja asuransi marine cargo. Tantangan utama adalah penurunan daya beli masyarakat yang menghambat volume pengiriman barang dalam negeri.
Selain itu, perlambatan ekonomi global dan perang tarif turut berpotensi menekan aktivitas ekspor dan impor, yang pada akhirnya berdampak pada perolehan premi asuransi.
Baca Juga: Great Eastern: Konflik Timur Tengah Berdampak Buruk Terhadap Asuransi Marine Cargo
Faktor lain yang menjadi tantangan adalah pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat, yang berpotensi meningkatkan biaya impor dan premi asuransi. Kondisi ini dapat membuat pelaku usaha mengurangi perlindungan asuransi guna menghemat biaya operasional.
Pada 2024, GEGI mencatat pendapatan premi asuransi marine cargo sebesar Rp 102 miliar, tumbuh 20% dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun ini, perusahaan menargetkan perolehan premi sebesar Rp 109 miliar atau meningkat 7% dari capaian 2024.
Sementara itu, berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), total pendapatan premi industri asuransi marine cargo mencapai Rp 5,31 triliun pada 2024, tumbuh 4,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Selanjutnya: Siap Mudik? Simak Aturan Contraflow, One Way, dan Ganjil Genap pada Lebaran 2025
Menarik Dibaca: Robert Kiyosaki Sebut Orang Pintar Menyimpan 3 Aset Ini, Penabung adalah Pecundang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News