Reporter: Galvan Yudistira, Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Regulator perbankan Indonesia dan Malaysia belum menemukan titik temu tentang resiprokal. Niatan untuk bergandengan tangan dan meneken kerjasama bilateral antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan Bank Negara Malaysia (BNM) tertunda.
Padahal, sejumlah bank lokal sudah berhasrat membuka kantor cabang ke Negeri Jiran tersebut. “Rencana bilateral agreement belum jadi,” kata Triyono, Direktur Internasional OJK, kepada KONTAN, Selasa (12/1).
Sebelumnya, OJK menargetkan akan mencapai kata sepakat dengan BNM pada bulan Januari 2016 ini. Triyono menambahkan, karena belum ada kata sepakat, sejumlah bank di dalam negeri belum mengajukan proposal ekspansi ke Malaysia kepada OJK.
Sayangnya, hingga saat ini kepastian kerjasama bilateral itu masih belum jelas. “Kami akan upayakan yang terbaik,” tambah Triyono. Imbasnya, rencana ekspansi bank lokal tertunda.
Salah satu bank yang paling getol masuk pasar perbankan Malaysia adalah Bank Mandiri. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, pihaknya berencana untuk mengembangkan bisnis di Malaysia dengan status full branch.
Menurut Rohan, ekspansi ke Malaysia ini sudah masuk rencana bisnis bank (RBB) Mandiri 2016. “Saat ini kami masih berkomunikasi dengan regulator di Malaysia terkait poin-poin yang menyangkut kesetaraan transaksi," kata Rohan kepada KONTAN.
Saat ini, di pasar internasional, Bank Mandiri menggarap bisnis remitansi melalui anak usaha Mandiri International Remittance (MIR). Kantor cabang MIR tersebar sebanyak 12 kantor, salah satunya di Malaysia.
Saudara kandung Bank Mandiri yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga berencana membuka cabang di Malaysia pada tahun 2016. Menurut Direktur Utama BRI Asmawi Syam, pembukaan cabang di Malaysia tersebut ditargetkan terealisasi setelah pembukaan kantor cabang di Timor Leste selesai.
“Kami pertama prioritaskan Timor Leste untuk 2016, setelah itu Malaysia,” ujar Asmawi. Ia mengatakan, untuk ekspansi ke Malaysia, bank spesialis kredit mikro ini masih tergantung hasil penjajakan dengan regulator Malaysia, BNM.
Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo mengatakan, besaran investasi BRI di Malaysia akan disesuaikan dengan potensi bisnis yang akan dilakukan di negara tersebut. Sebagai gambaran, nilai investasi pembukaan awal cabang BRI di Singapura tahun 2015 lalu mencapai Rp 50 miliar.
Tak kalah, membuka cabang di Malaysia juga masuk agenda Bank Negara Indonesia (BNI). “Kalau nanti dalam kesepakatan regulator kami akan diperlakukan sebagai bank lokal, baru kami akan ke Malaysia,” tandas Direktur Utama BNI Achmad Baiquni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News