kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.968.000   8.000   0,41%
  • USD/IDR 16.296   -38,00   -0,23%
  • IDX 7.118   -48,47   -0,68%
  • KOMPAS100 1.035   -9,01   -0,86%
  • LQ45 795   -6,82   -0,85%
  • ISSI 230   -1,51   -0,65%
  • IDX30 414   -1,63   -0,39%
  • IDXHIDIV20 485   -0,53   -0,11%
  • IDX80 116   -0,98   -0,84%
  • IDXV30 119   0,20   0,16%
  • IDXQ30 133   -0,23   -0,17%

Kiamat Kantor Cabang Bank Makin Nyata, Dalam Setahun Jumlahnya Telah Susut 3.208 Unit


Senin, 16 Juni 2025 / 21:01 WIB
Kiamat Kantor Cabang Bank Makin Nyata, Dalam Setahun Jumlahnya Telah Susut 3.208 Unit
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi pada kantor cabang Bank BNI di Jakarta, Kamis (2/6/2022). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, jumlah kantor dari empat bank BUMN tercatat sebanyak 14.595 unit. Angka ini turun 3.026 unit dari periode 2019 yang berjumlah 17.621 unit. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan di Indonesia gencar mengurangi jumlah kantor cabangnya. Hal ini seiring dengan beralihnya fokus perbankan pada teknologi dan inovasi digital.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah kantor bank umum di Indonesia per Maret 2025 ada sebanyak 21.035 unit. Jumlah ini susut 3.208 unit secara tahunan dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 24.243 unit dan menyusut 95 unit dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK menyatakan, jumlah kantor cabang bank umum di Indonesia terus mengalami penurunan seiring dengan percepatan adopsi teknologi digital di sektor keuangan.

Penutupan cabang ini menurut Dian merupakan bagian dari strategi bisnis masing-masing bank dalam merespons perubahan perilaku dan ekspektasi nasabah yang kini lebih memilih layanan perbankan digital.

"Jumlah kantor cabang bank umum yang secara tren mengalami penurunan pada dasarnya merupakan langkah yang dilakukan berdasarkan keputusan bisnis masing-masing bank," kata Dian dalam jawaban tertulisnya beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Digitalisasi, Jumlah Kantor Cabang Bank Menurun Sepanjang Tahun 2024

Lebih lanjut Dian menuturkan, tren penurunan jumlah cabang akan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi informasi di bidang keuangan yang semakin masif berdampak pada perubahan perilaku, ekspektasi, dan kebutuhan masyarakat terhadap layanan keuangan dari bank

Menurutnya, adopsi teknologi digital dalam layanan perbankan memungkinkan nasabah mengakses layanan kapan saja dan di mana saja, sehingga meminimalisir pemanfaatan layanan kantor bank dalam hal tidak produktif dan memiliki volume transaksi yang rendah.

Dengan semakin mudahnya akses layanan melalui aplikasi dan platform daring, kebutuhan untuk datang langsung ke kantor cabang disebut menjadi semakin minim, terutama untuk transaksi bernilai kecil atau tidak produktif.

"Digitalisasi memungkinkan layanan perbankan diakses kapan saja dan di mana saja, sehingga efisiensi operasional menjadi fokus utama," ujarnya.

Terkait dampak tenaga kerja, Dian menjelaskan, proses penutupan cabang yang berdampak pada pengurangan pegawai telah diantisipasi melalui program pelatihan ulang (retraining) dan realokasi ke unit bisnis lain dalam lingkup bank.

Hingga saat ini, kata Dian potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) massal tidak menimbulkan persoalan besar karena bank-bank disebut telah mematuhi aturan ketenagakerjaan, termasuk dalam hal pemberian kompensasi yang layak bagi pegawai terdampak.

Adapun, Lani Darmawan, Presiden Direktur Bank CIMB Niaga mengatakan, bahwa pihaknya sudah melakukan assessment menyeluruh untuk jumlah cabang berdasarkan kebutuhan nasabah dan perkembangan transaksi secara digital yang semakin tinggi.

"Sehingga penurunan jumlah cabang telah kami maksimalkan dalam 5 tahun terakhir ini. Saat ini majority tdk banyak penurunan jumlah cabang lagi," kata Lani.

Pihaknya disebut kemungkinan akan mempertahankan jumlah cabang konvensional di sekitar 300-an saat ini, yang dilakukan rutin berdasarkan peruntukan dan customer experience adalah relocation dan enhancement cabang menjadi cabang hybrid atau conversion ke cabang digital.

Baca Juga: Tergilas Digitalisasi, Bank Tutup Ratusan Kantor Cabang di 2024

Jika dilihat dari laporan presentasi perusahaan, saat ini jumlah kantor cabang Bank CIMB ada sebanyak 397 unit, jumlah ini susut 10 unit secara tahunan dari Maret 2024 sebanyak 407 unit.

"Jumlah karyawan di cabang juga mengikuti capacity planning untuk memastikan pelayanan nasabah baik," ujarnya.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga mencatatkan penyusutan jaringan kantor cabang dalam lima tahun terakhir, dari 1.889 unit pada 2020, kini hanya ada 1.779 unit pada Maret 2025. Itu artinya telah menyusut mencapai 110 unit dalam lima tahun terakhir.

Okki Rushartomo, Corporate Secretary BNI mengatakan, bila dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya jumlah Outlet BNI sudah jauh berkurang.

"Perubahan behaviour masyarakat yang serba digital, didorong adanya pandemi Covid-19 membatasi kegiatan tatap muka secara langsung menyebabkan masyarakat mengalihkan kegiatannya menggunakan media digital," katanya

Melihat hal tersebut, BNI melakukan transformasi melalui implementasi 5 format baru Outlet BNI berbasis digital untuk menjawab kebutuhan Nasabah dalam bertransaksi perbankan yang aman, nyaman, mudah serta lebih ringkas.

Selain itu, mesin-mesin digital BNI juga turut dihadirkan, didukung super apps wondr by BNI untuk melengkapi kemudahan Nasabah dalam bertransaksi kapan saja dan di mana saja. BNI Direct juga dihadirkan khusus untuk Nasabah Non Perorangan dalam bertransaksi perbankan.

Menurutnya, saat ini proporsi jumlah transaksi yang dilakukan Nasabah melalui Outlet BNI sudah kurang dari 1%, selebihnya dilakukan melalui layanan e-channel BNI. Hal ini sejalan dengan transformasi channel yang dilakukan BNI.

Walau demikian, ke depan keberadaan Outlet disebut masih dibutuhkan, Outlet menjadi sebuah faktor yang cukup penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan Nasabah. Keberadaan Outlet juga menjadi salah satu channel edukasi untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat.

"Tentunya jumlah Outlet BNI akan terus di evaluasi dan dikaji baik dari sisi bisnis, operasional dan layanan serta kesiapan infrastruktur maupun indeks literasi keuangan masyarakat," ujarnya.

BNI juga memiliki BNI Agen46, layanan keuangan tanpa kantor (Branchless Banking), yang dapat menjangkau masyarakat lebih luas dan melayani transaksi perbankan sama dengan transaksi di Outlet BNI.

Baca Juga: Ada 383 Kantor Cabang Bank Tutup di Tahun 2024, Begini Alasannya

Selanjutnya: Pelaku Industri Minta Pemerintah Moratorium Kenaikan Cukai Hasil Tembakau

Menarik Dibaca: Ini Cara Lunasi Cicilan Pinjaman Rp 10 Juta Setiap Bulanan dan Biaya Tersembunyi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×