kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja asuransi jiwa tradisional juga kendur


Kamis, 13 Maret 2014 / 16:01 WIB
Kinerja asuransi jiwa tradisional juga kendur
ILUSTRASI. Promo Alfamart Terbaru Periode 16-31 Oktober 2022 untuk Belanja Diapers dan Susu Anak.


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Industri asuransi jiwa sepertinya harus kerja keras di tahun kuda ini. Pasalnya, pencapaian sepanjang tahun lalu tidak begitu menggembirakan. Bahkan, bukan cuma untuk produk asuransi jiwa berbasis investasi atau unitlink, kinerja produk asuransi jiwa tradisional yang notabene murni proteksi pun kian kendur.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), total pendapatan premi dari asuransi jiwa tradisional turun tipis 3,1%, yakni dari Rp 14,27 triliun di 2012 menjadi Rp 13,82 triliun di akhir tahun lalu. Premi bisnis barunya malah turun lebih dalam hingga negatif 8,1% menjadi Rp 10,18 triliun akhir tahun lalu.

Hendrisman Rahim, Ketua Umum AAJI membela, meski premi bisnis barunya turun, ada sinyal positif datang dari pertumbuhan premi lanjutan. Pertumbuhan premi lanjutan dari asuransi jiwa tradisional itu mencapai 14,2%. “Pertumbuhan ini menandakan nasabah makin memahami pentingnya asuransi jiwa dalam memberikan perlindungan,” ujarnya, Kamis (13/3).

Kontribusi produk asuransi jiwa tradisional sendiri saat ini masih tercatat nomor dua atau sebanyak 45,4% dari total pendapatan premi industri yang sebesar Rp 113,93 triliun. Penyumbang utama masih diduduki oleh unitlink sebesar 54,6%. Unitlink itu terdiri dari premi tunggal dan premi regular.

Per 31 Desember 2013, industri asuransi jiwa membukukan aset sebesar Rp 289,70 triliun atau tumbuh 8,3% ketimbang tahun sebelumnya yang hanya berkisar Rp 267,56 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×