Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
Adapun di kelas BUKU 1 ada PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) yang justru mencatat pertumbuhan laba hingga 250% (yoy) lebih menjadi Rp 33,56 miliar.
Direktur Bank Harda Yohanes Sutanto bilang pertumbuhan laba utamanya ditopang oleh koreksi pencadangan yang dilakukan perseroan.
Baca Juga: Realisasi stimulus UMKM sudah mencapai 25,9% per 3 Agustus 2020
“Pertumbuhan laba karena kami berhasil menyelesaikan beberapa kredit bermasalah sehingga ada koreksi CKPN. Di samping itu kami juga tetap menyalurkan kredit meski dilakukan sangat selektif,” katanya kepada KONTAN.
Sayangnya, kinerja intermediasi perseroan memang tertekan pandemi, penyaluran kreditnya negatif 24,8% (yoy) menjadi Rp 1,48 triliun. Kualitas kreditnya juga makin memburuk dimana adanya peningkatan NPL gross menjadi 6,90%, dan NPL net meningkat hingga 3,50%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News