kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Bank Mandiri (BMRI) pada paruh pertama 2021 ciamik, ini rekomendasi analis


Selasa, 24 Agustus 2021 / 06:15 WIB
Kinerja Bank Mandiri (BMRI) pada paruh pertama 2021 ciamik, ini rekomendasi analis


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank terbesar di Indoensia, PT Bank Mandiri (Persero) TBK (BMRI) berhasil melanjutkan kinerja positif hingga semester 1 2021. Bank pelat merah ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 21,50% secara year on year (yoy) menjadi Rp 35,16 triliun.

Dengan demikian, laba bersih Bank Mandiri ikut terkerek naik 21,45% secara yoy menjadi Rp 12,5 triliun pada semester I-2021.

Melihat dari segi pertumbuhan kredit, BMRI juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,4% (bank-only), sementara secara konsolidasi dengan Bank Syariah Indonesia mencatatkan pertumbuhan 16,4% yoy per Juni 2021 dengan penyaluran kredit difokuskan pada sektor-sektor yang dianggap prospektif.

Sektor telekomunikasi mencatat pertumbuhan kredit tertinggi sebesar 57% year to date (ytd), dengan kenaikan outstanding loan sebesar Rp 12,6 triliun. 

Baca Juga: Pergerakan rupiah hari ini masih akan dibayangi sentimen tapering off

Sementara secara bank-only, segmen korporasi masih menjadi penopang kinerja dengan pertumbuhan 8,2% ytd. Segmen tersebut juga berkontribusi terhadap 42% dari total kredit BMRI sepanjang tahun ini. BMRI juga berhasil menjaga level Net Interest Margin (NIM) di level 5%, atau sesuai dengan guideline manajemen yang sebesar 4,8% - 5,1%.

Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis mengatakan perolehan BMRI pada semester I-2021 sejauh ini masih inline dengan proyeksi Sucor Sekuritas. Ia meyakini BMRI masih akan terus mencatatkan kinerja positif pada sisa tahun ini. Oleh sebab itu, target pertumbuhan kredit sebesar dobel digit yang dipasang manajemen dinilai sangat memungkinkan tercapai.

“Target tersebut sangat memungkinkan untuk dicapai karena ada kontribusi dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Perlu diingat bahwa BSI sudah mulai dikonsolidasikan ke BMRI sejak awal tahun. Namun, untuk pertumbuhan kredit bank-only kami perkirakan akan mencapai 6% untuk tahun ini,” kata Edward kepada Kontan.co.id, Senin (23/8).

Menurutnya, perbaikan kinerja keuangan BMRI akan disokong oleh membaiknya kualitas aset sebagai katalis utama untuk kinerja BMRI di tahun ini dan tahun depan. Edward bilang, perbaikan kualitas aset tersebut bisa mendorong laba bersih BMRI tumbuh 47% yoy pada tahun ini menjadi Rp 25 triliun, dan tumbuh 10% yoy pada tahun depan menjadi Rp 28 triliun. 

Baca Juga: Ada relaksasi pembiayaan, jumlah penarikan kendaraan oleh multifinance menurun

Senada, analis BRIDanareksa Sekuritas Eka Savitri dalam risetnya pada 30 Juli mengekspektasikan BMRI dapat mengalami perbaikan kualitas aset secara gradual dari posisi Non Performing Loan (NPL) di 3,1% pada akhir Juni kemarin menjadi 2,8% pada akhir tahun 2021.  

 

Menurut Eka, hal ini didukung oleh BMRI yang memiliki portofolio pinjaman yang direstrukturisasi akibat Covid-19 sebesar 59,3% berada dalam profil risiko yang rendah per Juni kemarin.

Lebih lanjut, pihak manajemen juga mempertahankan guidance biaya kreditnya sebesar 1,9-2,4% untuk tahun ini. Oleh karena itu, Eka meyakini kualitas aset BMRI ke depan masih akan tetap dapat terjaga. 

Eka memperkirakan ke depan BMRI akan cenderung selektif dalam memilih penyaluran kredit mengingat situasi dan kondisi saat ini. Menurutnya, sektor yang masih prospektif ke depan adalah sektor telekomunikasi, infrastruktur, energi dan air, serta bahan kimia.

“BMRI juga masih akan berfokus pada pemain korporat papan atas seiring nama-nama dari kelompok ini memiliki posisi arus kas yang lebih tangguh dan kuat yang sesuai dengan risk appetite. Dengan demikian, kami memperkirakan pinjaman korporasi akan tumbuh sebesar 6,2% pada tahun ini,” imbuh Eka.

Baca Juga: Cek kurs dollar-rupiah di Bank Mandiri jelang tengah hari ini, Senin 23 Agustus 2021

BMRI berencana untuk meluncurkan aplikasi Livin 2.0 pada bulan Oktober 2021, yang diharapkan menjadi sumber penyaluran baru untuk kredit ritel. Hingga saat ini aplikasi Livin telah memiliki 7,8 juga pengguna aktif dengan total nilai transaksi Rp 388 triliun pada kuartal II-2021. Jumlah pengguna tersebut telah tumbuh hingga 45% dibanding posisi Juni 2020 yang masih sebesar Rp 5,4 juta pengguna.

Sementara analis Maybank Kim Eng Sekuritas Rahmi Marina dalam risetnya pada 30 Juli menyebut bahwa BMRI masih menjadi top pick Maybank Kim Eng untuk sektor perbankan. 

Walaupun secara kinerja BMRI pada paruh pertama tahun ini mengungguli perkiraannya, Rahmi melihat akan ada sedikit pelemahan secara temporer pada kuartal III-2021 akibat adanya PPKM.

“Berdasarkan perhitungan kami, BMRI masih on track untuk memenuhi proyeksi pertumbuhan EPS sebesar 30,5% secara year on year pada tahun ini. Kami juga masih mempertahankan asumsi kami untuk pertumbuhan kredit (konsolidasi), NPL, dan credit cost masing-masing pada level 13%, 3,3%, dan 2,4% pada akhir tahun nanti,” kata Rahmi.

Baca Juga: Dongkrak pembiayaan baru, multifinance tebar bunga ringan

Adapun, pada tahun ini, Maybank Kim Eng Sekuritas memproyeksikan BMRI akan membukukan pendapatan sebesar Rp 91,12 triliun dengan laba bersih Rp 22,34 triliun. Sementara BRIDanareksa Sekuritas memperkirakan pendapatan BMRI pada tahun ini sebesar Rp 93,34 triliun dengan laba bersih Rp 21,96 triliun.

Baik Rahmi dan Eka sama-sama merekomendasikan beli saham BMRI dengan target harga Rp 7.875 dan Rp 8.000 per saham. Sedangkan Edward merekomendasikan beli dengan target harga Rp 8.900 per saham.

Selanjutnya: Ekonom Bank Mandiri prediksi defisit transaksi berjalan menyempit di kuartal III-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×