Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas bank-bank milik investor Jepang mencatatkan kinerja yang tak memuaskan di sepanjang separuh pertama tahun ini. Ini tercermin dari dua bank besar milik investor Jepang di Indonesia, seperti Danamon dan Bank BTPN yang labanya susut.
Pada periode enam bulan tahun ini, Danamon hanya membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 1,57 triliun. Laba tersebut turun 9,77% secara tahunan (yoy) bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,74 triliun.
Penurunan laba bank yang dimiliki MUFG ini disebabkan beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) bank Danamon yang membengkak 30,76% hingga paruh pertama tahun 2023 menjadi Rp 1,87 triliun, dan beban tenaga kerja meningkat 5,53% yoy menjadi Rp 3,05 triliun.
Baca Juga: MUFG dan Danamon Bentuk Perusahaan Modal Ventura Garuda Fund
Untungnya, laba masih tertopang dengan peningkatan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar 6,77% yoy menjadi Rp 7,56 triliun. Pendapatan berbasis komisi (fee based income) juga naik 4,67% yoy menjadi sebesar Rp 1,12 triliun.
Direktur Keuangan PT Bank Danamon Muljono Tjandra menjelaskan operating expense dan cost of credit yang meningkat sejalan dengan strategi Bank Danamon untuk investasi branding dan people untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.
“Strategi yang lain adalah melalui digital banking, seperti Danamon Apps yang saat ini terus membaik, dan akan terus kami kembangkan kualitasnya,” ujarnya.
Sementara itu, PT Bank BTPN Tbk yang dimiliki oleh SMFG mencatat laba bersih Rp 1,46 triliun pada semester I-2023. Laba bersih ini turun sekitar 12,57% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,68 triliun.
Penurunan laba bersih tersebut juga disebabkan penambahan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atau pencadangan kredit di kuartal kedua tahun 2023. Ini merupakan bagian dari antisipasi Bank BTPN terkait proses restrukturisasi nasabah korporasi dan sebagai bagian dari upaya mitigasi dari berakhirnya kebijakan stimulus Covid-19 dari pemerintah.
Baca Juga: Bank BNP merombak logo
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian, Bank BTPN mencatat posisi pergerakan CKPN sebesar Rp 2,99 triliun per Juni 2023, naik dari posisi Rp 2,81 triliun di Desember 2022. Dengan penambahan pencadangan ini, biaya kredit meningkat sebesar Rp 422 miliar, sehingga mempengaruhi laba bersih Bank BTPN (konsolidasi).
"Bank terus berupaya mendukung berbagai kebijakan pemerintah untuk mendukung pertumbuhan dan antisipasi risiko kredit," Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar.
Di sisi lain, PT Bank JTrust Indonesia Tbk (JTrust Bank) menjadi salah satu yang mencatatkan kenaikan laba bersih menjadi Rp 90,62 miliar pada paruh pertama tahun ini. Laba tersebut naik hingga 476,55% secara tahunan (YoY).
Direktur Utama J Trust Bank Ritsuo Fukadai mengatakan, penopang peningkatan kinerja tersebut dipicu oleh pertumbuhan kredit bruto menjadi sebesar Rp 21,70 triliun dari sebelumnya Rp 15,28 triliun. Itu berarti kredit tumbuh 42% YoY.
Baca Juga: BTN Sukses Melakukan Inovasi Sebagai Bank Tabungan
Meski kredit terus tumbuh, Fukadai menegaskan, dalam menyalurkan kredit, pihaknya senantiasa berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian sehingga membuat rasio NPL Bank pada Kuartal II 2023 terus membaik.
“NPL gross berada di level 1,62% dan NPL net di 1,18%.” ujar Fukadai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News