Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto
Selain itu, Cholil menerangkan hal itu terjadi karena sentimen negatif terhadap pasar negara berkembang, termasuk pasar saham Indonesia yang mengalami outflow sebesar Rp 14 triliun pada Mei 2024, serta rebalancing yang dilakukan oleh MSCI, memengaruhi keputusan investor asing untuk melepas posisi pada saham-saham blue chip yang merupakan penggerak indeks.
"Imbas penurunan indeks saham tersebut menyebabkan kinerja subdana unit-linked berbasis saham sebagian besar mengalami kinerja negatif, tak terkecuali TM Equity Optima Fund," tuturnya.
Meskipun demikian, Cholil mengaku optimistis The Fed mulai memangkas suku bunga pada tahun ini. Dengan demikian, dana-dana investor asing akan kembali ke pasar saham Indonesia dan saham-saham blue chip akan menjadi pilihan utama investor.
Mengenai prospek ke depan, Cholil melihat bahwa kinerja pasar saham tahun ini, terutama IHSG, akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kepastian waktu pemotongan suku bunga The Fed, stabilitas rupiah, dan valuasi saham.
Baca Juga: Suku Bunga Tinggi, Unitlink Pasar Uang Makin Cuan
"Jika The Fed mulai memangkas suku bunga acuannya tahun ini, tentu akan memberikan sentimen positif bagi pasar saham negara berkembang, termasuk Indonesia. Sebab, dana-dana yang sebelumnya ditempatkan di pasar AS akan perlahan kembali ke pasar negara berkembang. Kami yakin bahwa dengan kondisi tersebut, prospek unitlink saham, khususnya produk TM Equity Optima Fund, akan lebih positif ke depannya," katanya.
Hal sama juga dirasakan PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia). Salah satu produk unitlink saham Generali, yakni Generali Equity, mencatatkan imbal hasil terkontraksi 21,07% per Mei 2024.
Chief Marketing Officer Generali Indonesia Vivin Arbianti Gautama menyampaikan, hal itu dipengaruhi oleh beberapa kinerja saham, terutama di sektor finansial, infrastruktur, dan konglomerasi yang juga tercermin pada indeks LQ45.
"Meskipun demikian, kami terus berupaya untuk terus memaksimalkan return dan kinerja investasi. Dalam alokasi dan pengelolaan portfolio investasi dari tahun ke tahun, Generali Indonesia mematuhi prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan juga memiliki proses pengawasan, baik dari komite investasi, regional, maupun secara grup," katanya kepada Kontan.
Vivin menerangkan pengelolaan alokasi investasi juga menerapkan berbagai strategi dengan mempertimbangkan berbagai aspek, baik untuk strategi jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Baca Juga: Tips Jeli Memilih Unitlink
Dalam menerapkan strateginya, dia bilang Generali Indonesia mengatur pemilihan portfolio secara seimbang, melalui kepemilikan pada berbagai instrumen investasi.
Untuk prospek unitlink saham ke depan, Vivin berpendapat masih sangat baik, terutama pada periode transisi pemerintahan yang terpilih telah berjalan. Selain itu, dipicu juga suku bunga acuan Bank Indonesia yang mulai diturunkan seiring penurunan bunga The Fed.
Selain unitlink saham, Infovesta mencatat unitlink campuran juga tercatat terkontraksi 1,71%. Sementara itu, unitlink pendapatan tetap mencetak rata-rata imbal hasil positif per Mei 2024 sebesar 0,05%. Begitu juga dengan unitlink berjenis pasar uang yang memberikan rata-rata imbal hasil tertinggi dibanding jenis lain, yaitu sebesar 1,29%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News