kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kondisi ekonomi debitur membaik, tren restrukturisasi kredit kian melandai


Senin, 01 Maret 2021 / 17:59 WIB
Kondisi ekonomi debitur membaik, tren restrukturisasi kredit kian melandai
ILUSTRASI. Antrean nasabah di kantor cabang BRI, Tangerang Selatan, Jumat (23/10/2020). KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren restrukturisasi kredit debitur terdampak Covid-19 diakui perbankan semakin melandai. Hal ini menandakan, beberapa indikator ekonomi nasabah sudah mulai pulih, bahkan sejak akhir tahun 2020 lalu. 

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengatakan hingga akhir Januari 2021, pihaknya sudah memberikan relaksasi restrukturisasi sebesar Rp 187,8 triliun. Sekretaris Perusahaan Bank BRI Aestika Oryza Gunarto menyebut, relaksasi itu diberikan kepada setidaknya 2,7 juta nasabah perseroan. "Mayoritas penerima restrukturisasi atau sekitar 93,6% merupakan pelaku usaha segmen mikro," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (1/3). 

Dia menambahkan, sejatinya sejak bulan September 2020 hingga Januari 2021 lalu tren restrukturisasi yang tercatat di BRI kian melandai. Baik dari jumlah keringanan yang diberikan, maupun jumlah pemohon. 

Baca Juga: Alasan mengapa harus mengganti kartu ATM magnetic stipe ke kartu chip

Kondisi itu menurut perseroan memang sudah diprediksi sebelumnya. Sebab, dalam hasil survei BRI Micro & SME Index (BMSI) nilainya sudah di atas level 100, hal ini mengindikasikan bahwa pelaku UMKM khususnya nasabah BRI punya optimisme yang tinggi dalam menyambut kuartal I 2021. 

Ke depan, seiring dengan membaiknya ekonomi dan upaya pemerintah dalam melakukan vaksinasi, dipastikan bakal mendorong pertumbuhan. Dus, permintaan restrukturisasi pun bakal melandai. 

Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga mengamini sampai saat ini tren permohonan restrukturisasi kredit sudah stagnan alias flat. Bahkan, Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom memandang ada kecenderungan tren tersebut akan mulai melandai lantaran sebagian besar debitur sudah mulai masih dalam tahap pemulihan. 

Sebagai contoh, per Januari 2021, restrukturisasi kredit BNI sebesar Rp 98,99 triliun. Nah, realisasi itu sudah menurun dibandingkan periode Desember 2020 yang nilainya sempat menyentuh Rp 102,39 triliun.

Baca Juga: Pegadaian ramal bisnis gadai emas akan tetap tumbuh subur pada tahun ini

Adapun, berdasarkan dari jenis debiturnya kebanyakan restrukturisasi kredit BNI diberikan kepada segmen korporasi sebesar Rp 43,62 triliun. Sementara untuk segmen kredit kecil sebesar Rp 26,56 triliun. 

Tidak hanya terjadi di bank besar saja, bank kecil menengah seperti PT BPD Sumatera Utara (Bank Sumut) juga menyerukan hal senada. Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar menuturkan total restrukturisasi yang sudah diberikan perseroan sampai Januari 2021 tercatat sebesar Rp 2,15 triliun kepada 7.670 debitur. 



TERBARU

[X]
×