kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kontribusi Sun Life Syariah melebihi target


Rabu, 24 Oktober 2012 / 10:10 WIB
Kontribusi Sun Life Syariah melebihi target
ILUSTRASI. Seorang anak melakukan tes PCR kumur di GSI Lab.


Reporter: Dityasa H Forddanta |

DENPASAR. Prospek bisnis asuransi syariah di Indonesia memang menjanjikan. Di Sun Life Financial Indonesia (SLFI), bisnis syariah sepanjang sembilan bulan pertama lalu sudah melebihi target tahunan. Hingga akhir tahun, kontribusi asuransi syariah masih bisa meningkat lagi.

Johnson Cai, Presiden Direktur SLFI, menjelaskan unit usaha syariah (UUS) sudah berkontribusi 16% terhadap total pendapatan premi. Padahal, awal tahun manajemen hanya menargetkan kontribusi UUS sebesar 12%.

Sayang Johnson lupa angka detailnya. "Yang pasti, bisnis asuransi syariah kami per akhir September 2012 sudah tumbuh 37% dibandingkan periode sama tahun lalu," kata Johnson, Senin (22/10).

Hingga akhir tahun lalu, SLFI mencatat total pendapatan premi Rp 1,81 triliun. Rinciannya, sebesar Rp 867,8 miliar premi berasal dari SLFI, dan sisanya sebesar Rp 943 miliar dari afiliasinya, CIMB Sun Life. Sementara, total nilai dana syariah SLFI pada tahun lalu baru mencapai sekitar
Rp 13,5 miliar.

Johnson meyakini, kontribusi UUS semakin besar pada periode mendatang. Alasannya, pangsa pasar asuransi syariah sangat besar karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.

Selain itu, perbandingan asuransi syariah terhadap asuransi kovensional juga masih kecil, sehingga memiliki peluang untuk tumbuh besar. "Kami tahu potensi itu, makanya sejak dua tahun terakhir fokus di produk syariah," tandasnya.

Namun, selain memperkuat bisnis syariah, SLFI juga tetap gencar memasarkan asuransi konvensional. Mereka tetap mengandalkan area pemasaran di Bali yang selama ini berkontribusi 30% dari total pendapatan premi. "Bali tetap menjadi wilayah pemasaran terdepan, setelah Jakarta, karena kami sudah memiliki 1.600 agen di sini (Bali)," terang Johnson.

Sementara, terkait kegiatan sosial, SLFI menggandeng Yayasan Care for the Nation. Mereka akan memberikan pelatihan dan binaan terhadap 40.000 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia agar mau berusaha. Bukan hanya itu, SLFI juga akan memberi bantuan modal usaha bagi para siswa.

Rencananya, 40.000 siswa akan mendapat pelatihan lalu dipilih melalui berbagai tahapan. Setiap siswa yang lolos seleksi, mendapat bantuan permodalan untuk usaha kecil-kecilan Rp 250.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×