Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan kredit pemilikan rumah melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Subsidi Selisih Bunga (SSB) yang telah terserap baru mencapai kisaran 35%-40%.
Kendati demikian, Direktur Perencanaan Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Eko Heru Purwanto optimistis kredit pemilikan rumah (KPR) dengan skema subsidi oleh pemerintah ini bakal terserap cepat pada akhir tahun.
"Per September ini, keduanya kinerjanya masih 35% sampai 40%. Tapi kami yakin akhir tahun bisa mendekati 100% serapannya," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Sabtu (22/9).
Pihaknya mengakui, saat ini memang sudah ada banyak perbankan yang melakukan penandatanganan kerjasama alias memorandum of understanding (MoU) dengan pihak Kementerian PUPR agar dapat ikut menyalurkan KPR subsidi.
Namun, Eko mengakui tidak seluruh bank mampu memberikan kinerja penyaluran seperti yang diharapkan. Kementerian PUPR mencatatkan saat ini PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) masih menjadi ujung tombak penyerapan KPR subsidi. Bahkan, pangsa pasar KPR subsidi oleh BTN saat ini masih sangat dominan mencapai 95%.
"Kami menghargai karena BTN sampai sekarang ini market share-nya masih terbesar yakni 95% untuk KPR subsidi," imbuhnya.
Sekadar informasi, tahun ini Kementerian PUPR menganggarkan Rp 6,09 triliun untuk bantuan pembiayaan perumahan, dengan komposisi dana FLPP sebesar Rp 2,18 triliun untuk 42.000 unit rumah bersubsidi, SBUM Rp 1,38 triliun untuk 344.500 unit rumah dan SSB Rp 2,53 triliun untuk 225.000 unit rumah.
Sampai akhir Agustus 2018, BTN sudah merealisasikan KPR subsidi sebanyak 128.218 unit, sementara KPR non subsidi sebanyak 34.559 unit. Dengan demikian, totalnya 162.777 unit rumah atau setara dengan Rp 27,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News