kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kredit bank asing dan bank campuran naik


Kamis, 26 Juni 2014 / 07:44 WIB
Kredit bank asing dan bank campuran naik
ILUSTRASI. Rahasia Dibalik supaya FYP di Tiktok, bukan hanya algoritma tetapi ada intervensi karyawan


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Meski likuiditas masih ketat saat ini, perbankan terlihat masih setengah hati mengerem laju penyaluran kreditnya. Buktinya, rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) terus meningkat, terutama LDR pada kelompok bank asing dan bank campuran. Artinya, pertumbuhan simpanan lebih lambat ketimbang laju kredit.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2014, rata-rata rasio LDR kelompok bank asing mencapai 135,91%. Rasionya meningkat 24 basis poin (bps) dibandingkan posisi April 2013, yang sebesar 111,55%. Kenaikan LDR juga terjadi di kelompok bank campuran. Jika pada April 2013 rasionya masih 115,10% maka per April 2014 mencapai 127,58%.

Tigor M. Siahaan, Citi Country Officer Indonesia Citibank N.A, mengatakan, pihaknya memperkirakan LDR masih akan naik hingga akhir tahun nanti. Pemicunya adalah tumbuhnya permintaan kredit di dalam dan luar negeri. "LDR akan naik menjadi 78% hingga 79% pada akhir tahun 2014," kata Tigor, Rabu (25/6).

Saat ini LDR Citibank Indonesia masih sebesar 70%. Selain itu, penyebab kenaikan LDR bank asing asal Amerika Serikat (AS) ini adalah target pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) lebih rendah dibandingkan dengan target pertumbuhan kredit. Asal tahu saja, target pertumbuhan DPK Citibank tahun ini hanya 15%, dibandingkan target pertumbuhan kredit yang sebesar 17%.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), Citibank mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 10% dalam setahun terakhir. Pada April 2014 jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp 33,89 triliun, naik dari posisi April 2013 yang sebesar Rp 30,36 triliun. Sementara itu, DPK hanya tumbuh 2,43% menjadi Rp 42,52 triliun per April 2014, dibandingkan posisi April tahun lalu yang mencapai Rp 41,19 triliun.

Rendahnya pertumbuhan DPK tersebut karena terjadi penyusutan pada simpanan deposito nasabah sebesar 25% menjadi Rp 9,08 triliun per April 2014, dari posisi Rp 12,11 triliun pada April 2013. Meski begitu, Tigor memastikan Citibank masih memiliki likuiditas yang cukup untuk membiayai kredit. Untuk tahun depan, Citibank akan mencari dana dari pasar untuk pembiayaan kredit.

Tigor optimistis mampu menggapai target bisnis yang telah ditetapkan karena masih ada kesempatan meraih dana segar di pasar.

Kerek bunga simpanan

Stefano Ridwan, Head of Consumer Banking Group DBS Indonesia mengakui, pihaknya masih mencatat rasio LDR tinggi yakni 97% per Maret 2014. Ke depan, bank asal Singapura ini akan memangkas rasio LDR menjadi 90% hingga 92%. Caranya adalah memperkuat pertumbuhan dana pada deposito dan giro.

Adapun, rasio LDR yang tinggi disebabkan pertumbuhan DPK yang hanya 2,94% menjadi Rp 35,81 triliun per April 2014, dari posisi April tahun 2013 yang berjumlah Rp 34,09 triliun. Sementara kredit DBS per April 2014 tercatat mencapai Rp 37,39 triliun. Nilainya naik 19,35% dari posisi per April 2013 yang sebesar Rp 31,16 triliun.

Stefano mengatakan, DBS memiliki sejumlah strategi untuk meningkatkan pertumbuhan tabungan dan deposito. Caranya adalah mengerek suku bunga simpanan. Sayang, dia masih merahasiakan besaran kenaikannya. Saat ini, tabungan menyumbang 45% dan deposito 55% pada DPK bank tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×