Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Usaha para bankir untuk mengerem laju pertumbuhan kreditnya masih belum menunjukkan hasil. Lihat saja, hingga kini, penurunan pertumbuhan kredit belumlah signifikan.
Sejumlah bank yang sudah melakukan pengereman kredit di antaranya Bank Rakyat Indonesia (BRI). Direktur Keuangan PT BRI Tbk Abdul Salam mengatakan, BRI sudah melakukan beberapa upaya terkait pengereman laju penyaluran kredit. ”Sektor yang menjadi sasaran pengurangan penyaluran kredit adalah kredit konsumsi dan kredit manufaktur yang berhubungan dengan ekspor,” tutur Abdul (9/10). Untuk kredit korporasi, BRI tetap mengucurkannya secara selektif.
Sedangkan untuk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), BRI tetap agresif. Alasannya, BRI menilai bahwa sektor UMKM tidak rentan terhadap kondisi krisis yang saat ini terjadi. Selain itu, sektor UMKM adalah sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
Namun ternyata, penurunan pertumbuhan kredit ini tidak signifikan. Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Muliaman D Hadad, jika dilihat secara bulanan atau mounth to mounth (mom), pertumbuhan kredit memang mengalami penurunan. “Tapi jika dilihat secara tahunan atau year on year (yoy), penurunan tersebut tidak signifikan,” jelas Muliaman. Catatan saja, pada September kemarin, pertumbuhan kredit bulanan sebesar 1,1%. Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan kredit pada Januari hingga Agustus yang mencapai 2,4%. Sedangkan untuk tahunan, pertumbuhan kredit per September lalu masih cukup tinggi, yaitu sebesar 36%.
Di tahun ini, BI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 27%. Sejak awal tahun sampai September kemarin, pertumbuhan kredit perbankan sudah mencapai 25%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News