Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Nina Dwiantika
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan telah menunaikan kinerja semester pertama tahun 2024, tidak semua bank mencatatkan pertumbuhan yang positif. PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) mencatakan penyaluran kredit sebesar Rp 9,02 triliun per Juni 2024 atau turun 10,81% dari posisi Rp 10,11 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Bisnis Bank Neo Commerce, Aditya Windarwo mengatakan, penyaluran tersebut dilakukan dengan selektif untuk menjaga kualitas kredit dengan risiko yang dapat terkelola dengan baik, Bank Neo mencatat posisi non performing loan (NPL) neto sebesar 1,28% per Juni 2024. "Aliran kredit BBYC salah satunya berasal dari direct loan melalui aplikasi neobank," katanya Rabu (317).
Dari kinerja kredit tersebut membuat Bank Neo mencatakan rugi tipis sebesar Rp 6,15 miliar di Juni 2024, ini jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan kerugian sebesar Rp 326,78 miliar. Kedepannya, Bank Neo berupaya maksimal untuk dapat meraih hasil positif di akhir tahun ini.
Aditya mengatakan, pihaknya percaya dengan dukungan dari nasabah, berbagai mitra strategi, regulator, dan pemegang saham, hal tersebut dapat dicapai dengan senantiasa melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam mengelola bank.
Sejalan dengan pertumbuhan kredit, likuiditas Bank Neo pun stagnan. Pada bulan Juni 2024, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 14,76 triliun atau hanya naik 0% dibandingkan posisi bulan Juni tahun sebelumnya yang sebesar Rp 14,75 triliun. DPK yang turun tersebut karena sumber dana mahal yakni deposito yang turun 9,28% menjadi Rp 10,37 triliun.
Baca Juga: Presdir OCBC Beberkan Penyebab Kinerja Moncer di Semester I-2024
Menurut Aditya, produk tabungan di Bank Neo masih tumbuh sebesar 21,75% menjadi Rp 3,91 triliun per Juni 2024, sehingga rasio dana murah naik menjadi 29,73%. Produk tabungan di aplikasi neobank semakin menjadi pilihan nasabah karena juga memberikan fleksibilitas dan imbal hasil yang menarik, selain produk deposito yang telah lama menjadi primadona. "Hal ini salah satu upaya BNC untuk terus meningkatkan porsi dana murah," tambahnya.
Sebagai bank digital, Bank Neo kini memiliki layanan dan produk perbankan yang lengkap, mulai dari produk tabungan, deposito, investasi, pinjaman, hingga transaksi. Salah satu layanan yang digunakan nasabah yang meningkat secara konsisten adalah transaksi melalui QRIS, pendapatan yang diterima Bank Neo dari QRIS melonjak 307% di Juni 2024 dibanding posisi terakhir di Maret 2024.
Dengan pilihan layanan dan produk yang luas tersebut mendorong kenaikan pendapatan non bunga atau fee based income sebesar 16,98% dari Rp 42,46 miliar di Juni 2023 menjadi Rp 51,15 miliar di Juni 2024. Sedangkan, pendapatan bunga bersih atau net interest income atau tumbuh 12% menjadi Rp 1,55 triliun per Juni 2024 dari posisi sebelumnya Rp 1,38 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Fokus untuk meningkatkan kinerja, Bank Neo terus melakukan berbagai efisiensi dalam operasional perbankan. Lebih lanjut Aditya menjelaskan bahwa seiring dengan meningkatnya use case yang dimiliki, Bank Neo kini lebih matang dan semakin memiliki kesadaran dan manajemen risiko yang lebih baik. Langkah-langkah efisiensi ini membuahkan hasil, terlihat dari rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang berada di kisaran 100,27% pada Juni 2024 turun signifikan 15,72%.
Baca Juga: CASA Bank Muamalat Capai Rp 21,7 Triliun per Semester I-2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News