kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit bank yang berisiko masih tinggi


Kamis, 24 Mei 2018 / 06:45 WIB
Kredit bank yang berisiko masih tinggi


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit perbankan yang masuk kategori berisiko masih tinggi. Indikasinya dari credit at risk yang tercatat naik. Ini merupakan kredit yang masuk dalam kategori non performing loan (NPL) ditambah kredit dalam perhatian khusus (special mention) plus kredit yang direstrukturisasi.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rasio NPL perbankan ditambah kredit dalam perhatian khusus mencapai 8,47% di kuartal I-2018. Secara nominal, kredit dalam perhatian khusus perbankan Rp 266 triliun per Maret 2018 atau naik 16%. Kredit dalam perhatian khusus adalah kredit yang menunggak antara 1 bulan-3 bulan.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat penurunan rasio credit at risk. Bank milik pemerintah ini mencatat rasio credit at risk sebesar 9,8% di kuartal I-2018, atau membaik dibandingkan posisi 11,9% di kuartal I-2017.

Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI mengatakan, penurunan ini didorong perbaikan kualitas kredit yang ditunjukkan oleh perbaikan kredit macet dan penurunan restrukturisasi kredit yang masuk perhatian khusus.

Secara umum, perbaikan credit at risk BNI terjadi hampir di seluruh segmen. Perbaikan utamanya didorong oleh segmen korporasi. Pada kuartal II 2018 ini, bank berlogo 46 tersebut optimistis bisa menjaga credit at risk stabil.

Frans Alimhamzah, Direktur Bisnis Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk bilang, credit at risk semua sektor membaik. Sementara untuk sektor yang mempunyai volatilitas tinggi seperti komoditas akan dikurangi oleh CIMB Niaga.

Senada, Haryono Tjahjarijadi, Presiden Direktur PT Bank Mayapada Internasional Tbk mengatakan, ada perbaikan credit at risk di banknya, namun belum signifikan. Saat ini, hampir semua sektor mempunyai masalah risiko kredit. Namun yang paling penting risiko kredit tersebut masih bisa dikelola baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×