Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit yang masuk dalam kategori bermasalah atau credit at risk diyakini akan membaik di tahun ini. Begitu juga kondisi kredit yang direstrukturisasi.
Pengamat Perbankan Paul Sutaryono memilah beberapa sektor yang kondisi kreditnya membaik. "Konstruksi, perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, transportasi, pergudangan dan komunikasi," kata Paul kepada kontan.co.id, Rabu (23/5).
Meskipun beberapa sektor membaik, menurut Paul, beberapa sektor masih mempunyai risiko tinggi.
Sedangkan yang mempunyai risiko tinggi antara lain pertambangan dan penyediaan akomodasi.
Kredit komoditas
Frans Alimhamzah, Direktur Bisnis Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk bilang credit at risk di semua sektor membaik. "Sektor yang mempunyai volatilias tinggi seperti komoditas kami kurangi," kata Frans kepada kontan.co.id, Rabu (23/5).
Haryono Tjahjarijadi, Presiden Direktur Bank Mayapada International Tbk bilang ada perbaikan credit at risk di semua sektor. "Namun belum signifikan," kata Haryono kepada kontan.co.id, Rabu (23/5).
Menurut Haryono hampir semua sektor saat ini mempunyai masalah yang sama yaitu risiko kredit. Namun yang paling penting adalah risiko kredit ini masih terkelola baik.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) perbankan ditambah kredit dalam perhatian khusus pada kuartal I 2018 sebesar 8,47%. Rasio NPL ditambah kredit kolektibilitas 2 ini naik 9,39 basis poin dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan kredit dalam perhatian khusus perbankan sendiri sampai Maret 2018 mencapai Rp 266 triliun atau naik 16% year on year. Kredit dalam perhatian khusus adalah kredit yang menunggak antara 1 sampai 3 bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News