Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan penyaluran pembiayaan perusahaan multifinance diiringi dengan perbaikan kualitas pembiayaan pada kuartal pertama 2019. Tecermin dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) 2,71% pada Maret 2019. Nilai ini jauh membaik dibandingkan kuartal pertama 2018 di level 3,25%.
Padahal OJK mencatatkan pembiayaan perusahaan multifinance tumbuh 5,17% yoy di tiga bulan pertama 2019. Penyaluran pembiayaan pada kuartal pertama 2018 tercatat sebesar Rp 419,2 triliun. Artinya penyaluran pembiayaan multifinance di Maret 2019 sebesar Rp 440,87 triliun.
Salah satu perusahaan multifinance yang mencatatkan penurunan NPF adalah PT Mandiri Utama Finance (MUF) tyang urun dari 1,37% di Maret 2018 menjadi 0,95% pada kuartal I 2019. Presiden Direktur MUF Stanley Setia Atmadja menyatakan menyatakan perbaikan kualitas pembiayaan lantaran pihaknya sudah menerapkan berbagai inisiatif perbaikan.
"Perbaikan proses pra kredit dan akuisisi. Penguatan proses collection dan recovery, termasuk di dalamnya perluasan jaringan payment point bekerja sama dengan berbagai payment channel yang ada. Serta perbaikan pengelolaan aset titipan nasabah," ujar Stanley kepada Kontan.co.id.
Stanley menyebut kontributor NPF di MUF secara persentase masih sesuai dengan karakteristik umum industri pembiayaan otomotif. Ia bilang portofolio sepeda motor menyumbang persentase lebih tinggi dibanding mobil. Adapun NPF motor MUF sebesar 1,88%, sedangkan NPF mobil 0,57% hingga Maret 2019.
Pencapaian ini lebih baik dibandingkan Februari lalu, di mana NPF sepeda motor di level 1,92% di Februari 2019. Begitu juga dengan NPF mobil 0,58%. Sedangkan total NPF MUF pada dua bulan pertama berada di level 0,98%.
Di sisi lain MUF juga mengurungkan niat untuk memberikan pinjaman dengan down payment (DP) 0%. Lantaran perusahaan masih akan mempertahankan kualitas pembiayaan.
Selain itu, anak perusahaan dari PT Bank Mandiri Tbk ini juga menyiapkan langkah antisipasi menjelang Lebaran. Pasalnya setelah hari raya ada tren penurunan kualitas pembiayaan.
Stanley bilang pihaknya melakukan pengetatan proses akuisisi, intensifikasi proses penagihan dan kerja sama promosi pembayaran dengan payment channel untuk memudahkan nasabah. Juga mendorong nasabah melakukan pembayaran lebih cepat dari tanggal jatuh tempo.
"Dengan berbagai upaya dan antisipasi yang dilakukan, MUF cukup optimistis NPF setelah Lebaran diprediksi masih terjaga dengan baik di kisaran 1%. Sehingga target akhir tahun sebesar 0,8% juga dapat tercapai," jelas Stanley.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News