Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) Indonesia berhasil menyalurkan kredit senilai Rp 38,4 triliun pada 2012. Ini meningkat 24% dibanding posisi 2011 di Rp 30,9 triliun.
"Kami berhasil melebihi pencapaian rata-rata industri," terang Direktur Global Market HSBC Ali Setiawan, Senin, (4/3).
Ia menyatakan, kredit tersebut sebagian besar mengalir ke sektor corporate banking dengan porsi 91%, atau setara dengan Rp 34,9 triliun. Ali menjelaskan, sektor penyalurannya korporasi ini pun beragam.
Beberapa debitur HSBC dari sektor consumer goods adalah Unilever, kemudian multifinance seperti Astra Sedaya dan beberapa lainnya berasal dari sektor pertambangan dan telekomunikasi.
Sedangkan, kredit konsumer HSBC mendapat porsi sedikit sekali, hanya 9%. Kredit retail ini hanya didapat dari kartu kredit, personal loan, dan Kredit Perumahan Rakyat (KPR).
Diakuinya, bahwa KPR di HSBC memang belum besar. Karena masih disalurkan terbatas pada nasabah bank saja. "Malu menyebut berapa besar," ujar Ali.
Rasio kredit macet di HSBC pun tercatat baik, yakni 0,3%. Ini menurun dari sebelumnya 0,5%. Tahun ini HSBC menargetkan kredit tumbuh di bawah realisasi 2012, yaitu hanya 13%. "Sedikit konservatif. Ini karena kondisi global melesu," sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News