kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit infrastruktur Bank Mandiri capai Rp 80 T


Minggu, 05 April 2015 / 13:44 WIB
Kredit infrastruktur Bank Mandiri capai Rp 80 T
ILUSTRASI. Logo Blibli - PT Global Digital Niaga Tbk (BELI).


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Bank Mandiri telah menyalurkan kredit infrastruktur sebesar Rp 80 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 15% secara year on year (yoy).

Menurut Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, hingga akhir triwulan I 2015, jumlah kredit yang telah dikucurkan untuk pembiayaan pembangunan proyek infrastruktur telah mencapai Rp 80 triliun. "Ini sekitar 20% dari portofolio kredit kita yang telah mencapai Rp 404 triliun," kata Budi di Jakarta, belum lama ini.

Budi menjelaskan proyek infrastruktur yang banyak dibiayai Bank Mandiri meliputi listrik, pembangunan jalan tol, pelabuhan, hingga bandara. "Sampai akhir tahun ini, diperkirakan kita akan menambah penyaluran kredit infrastruktur antara Rp 30 triliun - Rp 40 triliun," ujar Budi.

Beberapa contoh terbesar proyek infrastruktur yang telah dibiayai Bank Mandiri adalah pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung, Medan. Selain itu Bank Mandiri juga akan terlibat menyalurkan kredit dalam pembangunan Pelabuhan Kalibaru di Jakarta, dan Pelabuhan Bitung.

Untuk jalan tol, Budi mengakui ada kelambatan dalam proyek pengerjaan Tol Trans Jawa 1000 km. Bank Mandiri telah membiayai proyek pengerjaan ruas jalan tol Semarang - Bawen, Bawen - Solo. "Sekarang Mandiri akan mendanai proyek pembangunan jalan tol ruas Solo Ngawi, ruas Ngawi Mojokerto, ruas Mojokerto - Kertosono, dan Kertosono - Surabaya," jelas Budi.

Budi menegaskan Bank Mandiri sudah memiliki kesepakatan proyek infrastruktur yang akan didanai pada Januari lalu dengan pihak Kementerian BUMN. Hanya saja Budi mengakui Bank Mandiri maupun seluruh Bank BUMN tak kuat menanggung seluruh pembiayaan infrastruktur. "Makanya perlu dibagi-dibagi termasuk dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Kita membiaya proyek yang visible secara ekonomi. PT SMI masuk ke wilayah yang kurang visible," pungkas Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×