Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit hingga Juni 2019 mulai lesu. Bank Indonesia (BI) dalam analisis uang beredar mencatatkan pada periode semester I 2019 kredit perbankan baru tumbuh 9,9% secara year on year (yoy). Melambat dibanding bulan Mei 2019 yang sempat naik 11,1% yoy.
Meski melambat, beberapa sektor kredit masih tumbuh melesat. Salah satu yang paling tinggi yakni sektor konstruksi yang tumbuh hingga 26,29% secara tahunan menjadi Rp 351,6 triliun.
Baca Juga: AS justru dituduh ingin memulai perang mata uang dengan menjadikan yuan kambing hitam
Bila dirinci berdasarkan jenis kreditnya, kredit investasi ke sektor konstruksi meningkat sebesar 43,6% secara tahunan dari Rp 80,9 triliun menjadi Rp 116,2 triliun.
Sementara itu, kredit modal kerja (KMK) sektor konstruksi tumbuh 19,2% yoy menjadi Rp 235,4 triliun. Namun, sejumlah bank yang dihubungi Kontan.co.id tidak terlalu mencatat pertumbuhan serupa dengan industri.
Salah satunya PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang memang khusus fokus dalam pembiayaan konstruksi untuk rumah tapak (landed house) serta kerjasama proyek pembangunan dengan BUMN karya.
Merujuk presentasi perusahaan, kredit konstruksi baru tumbuh 6,04% yoy menjadi Rp 29,06 triliun. Hal ini disebabkan, porsi kredit konstruksi BTN di semester-I 2019 paling mini sejak lima tahun terakhir atau sebesar 11,58% dari total kredit perusahaan.
Baca Juga: Selain premi, pemain asuransi umum juga bisa raup komisi dari penjualan unitlink
Direktur Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso menjelaskan pihaknya mengestimasi kredit konstruksi masih bisa tumbuh 10% tahun ini. Sejalan dengan target pertumbuhan kredit perseroan. Ada segelintir strategi yang bakal digarap BTN.
Salah satunya dengan tetap fokus pada proyek-proyek BUMN yang disponsori Pemerintah. "Kami akan dominan pembangunan rumah subsidi dan non subsidi dengan harga jual sekitar Rp 350 juta," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (8/8).
BTN juga bakal mengembangkan paket bundling untuk industri konstruksi serta pengembangan produk supply chain financing.
Di sisi lain, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) justru mencetak pertumbuhan tinggi di sektor konstruksi. Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha menuturkan sektor konstruksi tumbuh 15,93% dari bulan Desember 2019 sebesar Rp 2,64 triliun menjadi Rp 3,063 triliun atau secara year to date (ytd).
Baca Juga: Sasar nasabah tajir, Bank Mandiri bidik pertumbuhan bisnis kartu kredit setinggi 15%
Menurutnya faktor pendorong utama sektor konstruksi adalah meningkatnya pemberian kredit untuk konstruksi di sektor pembangunan infrastruktur. Terutama jalan tol di Jawa Timur dan luar Jawa Timur serta kredit konstruksi di sektor properti.
"Hal ini searah dengan kebijakan manajemen untuk akselerasi kredit korporasi termasuk di dalamnya kredit sindikasi dengan fokus ke dalam sektor konstruksi," ujarnya Ferdian. Hingga akhir tahun, perseroan berupaya untuk menjaga pertumbuhan tersebut.
Senada, Yusak LS Silalahi SVP Corporate Banking PT Bank Mandiri Tbk juga menyebut kredit konstruksi tumbuh dua digit. "Faktor pendorongnya dari sektor infrastruktur yang masih berlanjut," singkatnya.
Jika merujuk keterangan resmi Bank Mandiri bulan Juli 2019 lalu, total kredit perseroan ke infrastruktur tercatat mencapai Rp 203,4 triliun per Juni 2019 dengan pertumbuhan mencapai 22,6% secara yoy.
Baca Juga: Perkuat Sinergi, bank bjb dan PT. Taspen Jajaki Potensi Kerja Sama Baru
Dari jumlah tersebut, kredit konstruksi tercatat mencapai Rp 17,2 triliun atau baru tumbuh 6,2% secara yoy. "Untuk target kredit konstruksi sampai akhir tahun masih kami hitung," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News