kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kredit konsumsi masih tumbuh hingga kuartal III 2018


Selasa, 30 Oktober 2018 / 18:53 WIB
Kredit konsumsi masih tumbuh hingga kuartal III 2018
ILUSTRASI. Bank OCBC NISP


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan kredit konsumsi masih tumbuh meskipun industri perbankan tengah menghadapi tren kenaikan suku bunga.

Ambil contoh PT Bank OCBC NISP Tbk yang masih mencatatkan pertumbuhan kredit 16% year on year (yoy) menjadi Rp 119,9 triliun.

Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, kredit konsumsi memberikan sumbangan 12% dari total kredit. Bank dengan sandi NISP ini memang lebih banyak menyalurkan kredit di sektor produktif, di mana kredit modal kerja berkontribusi 48% dari total kredit. Sedangkan kredit investasi memberikan kontribusi 40%.

"Kredit konsumsi kami tumbuh sekitar 6% yoy pada kuartal III-2018 dan non perfoming loan (NPL) kredit konsumsi di kisaran 2%," ujar Parwati kepada Kontan.co.id pada Selasa (30/10).

Begitupun dengan PT Bank Tabungan NEGARA (Persero) Tbk yang berhasil menyalurkan pertumbuhan kredit 19,28% yoy menjadi Rp 220 triliun per September 2018. Direktur Konsumer BTN menyatakan sekitar 80% dari kredit bank disalurkan ke sektor konsumsi.

"Kurang lebih 97% dari kredit konsumer adalah kredit pemilikan rumah (KPR) yg terdiri dari subsidi dan nonsubsidi. NPL masih terjaga bagus di 2,24% saja," ujar Budi kepada Kontan.co.id pada Selasa (30/10).

Budi menyatakan Bank dengan sandi saham BBTN ini menargetkan dapat menyalurkan kredit konsumsi sebesar Rp 220,5 triliun hingga akhir tahun. Seiring dengan menjaga NPL antara 2,3% hingga 2,5%.

Guna mencapai target tersebut, bank spesialis perumahan ini akan menggunakan strategi pemasaran yg lebih agresif. Juga melaksanaan program penjualan yang menarik minat calon debitur.

Tak mau kalah, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang mencatatkan penyaluran kredit konsumsi sebesar Rp 77,03 triliun. Nilai ini tumbuh 12,4% year on year (yoy).

Kredit konsumsi di BNI memberikan kontribusi sebesar 15,8% dari total kredit. Hingga kuartal ketiga 2018, BNI menyalurkan kredit sebesar Rp 487,04 Triliun.

Direktur Bisnis Ritel BNI Tambok P Setyawati bilang kinerja ini ditopang oleh kredit tanpa agunan (KTA) atau BNI flexi yang tumbuh 43,7% yoy menjadi Rp 22,76 triliun. Padahal manajemen hanya menargetkan pertumbuhan KTA 15% yoy.

Selain itu, kinerja ini juga ditopang oleh KPR BNI yang tumbuh 9,1% yoy menjadi Rp 39,32 triliun.

"Hingga akhir tahun target pertumbuhan kredit konsumer 15% yoy. Rasanya ini bisa kita capai hingga akhir tahun. Walaupun ada kemungkinan suku bunga akan naik lagi, tapi yang kita danai adalah yang fix income. Pasti permintaanya bakal ada terus, ujar Tambok.

Lanjut Tambok, bisnis KTA masih memiliki peluang yang besar lantaran masih sedikit nasabah yang memiliki payroll di BNI dan belum menggunakan KTA. Hal inilah yang akan terus dioptimalkan oleh BNI.

Meski kredit konsumsi BNI tumbuh, Tambok menyatakan pihaknya mampu menekan kredit macet. Hal ini tecermin dari penurunan non performing loan (NPL) gross dari 2,8% pada Septeber 2017 menjadi 2,4% di September 2018.

Begitupun dengan PT Bank Central Asia Tbk, dalam laporan keuangannya per September 2018 mencatatkan pertumbuhan kredit konsumsi 9% yoy. Hingga sembilan bulan pertama 2018, BCA menyalurkan kredit konsumsi sebesar Rp 139,93 triliun.

Kredit konsumsi memberikan kontribusi sebesar 27,2% dari total kredit BCA. Adapun penyaluran kredit BCA jingga kuartal 3-2018 sebesar Rp 515,56 triliun. Sedangkan NPL kredit konsumsi BCA naik tipis dari 1,1% di September 2017 menjadi 1,3% di September 2018.

Asal tahu saja, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus mencatatkan kredit konsumsi Rp 1.415,82 triliun. Nilai ini tumbuhan 11,39% yoy. Adapun NPL berada di 1,78%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×