kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kredit konsumsi perbankan mulai melesat berkat insentif pemerintah


Senin, 07 Juni 2021 / 07:44 WIB
Kredit konsumsi perbankan mulai melesat berkat insentif pemerintah
ILUSTRASI. KPR mulai naik


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kredit konsumsi perbankan mulai menunjukkan kenaikan pada bulan April 2021. Hal tersebut terjadi karena adanya insentif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) kendaraan bermotor dan PPn properti yang mendorong permintaan kredit kendaraan bermotor (KKB) dan kredit pemilikan rumah (KPR).

Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, hingga saat ini kredit konsumsi masih tetap positif meski pandemi belum berakhir. Ia bilang, KPR CIMB Niaga pun sudah tumbuh 6% yoy dan KKB melesat hampir 15% yoy.

Ia mengakui hal ini terdorong oleh insentif potongan PPnBM dari pemerintah terhadap kendaraan bermotor. Selain itu, CIMB Niaga membidik segmen nasabah menengah ke atas yang tidak terlalu terdampak pandemi.

Selain itu, Ia melihat terjadi peningkatan permintaan kredit kendaraan bermotor untuk mobil bekas. Melihat hal ini, Lani bilang bersama anak perusahaan CIMB Niaga Auto Finance, KKB tahun ini diproyeksi bisa meningkat di atas 10%.

Baca Juga: Bankir yakin risiko kredit akan melandai walau program restrukturisasi jalan terus

“Kami masih yakin kredit konsumsi bisa tumbuh. Kecuali kartu kredit yang mungkin jika flat saja sudah bagus karena kemungkinan sampai akhir tahun juga kegiatan travel related belum normal,” papar Lani kepada KONTAN pekan lalu.

Adapun Direktur BCA, Vera Eve Lim, mencermati pada umumnya industri saat ini menanti perkembangan upaya vaksinasi yang dilakukan pemerintah dan tren perkembangan pandemi COVID-19. Beberapa industri seperti otomotif, properti mendapat dampak positif dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

“Di tengah tantangan yang ada, pandemi memberi peluang yang besar terutama dengan memanfaatkan digital marketing. Industri dan korporasi yang dapat cepat melakukan swifting ke digital marketing dapat memanfaatkan pasar digital yang serta merta terbentuk dan tumbuh lebih cepat karena sentimen pandemi,” katanya kepada KONTAN.

Ia melihat bersamaan dengan stimulus pemerintah untuk memacu permintaan kredit konsumer, BCA Online Expoversary diselenggarakan pada Maret 2021 memberikan kontribusi yang signifikan untuk segmen ritel BCA dengan mencatatkan 1,2 juta pengunjung serta pengajuan aplikasi KPR dan KKB masing-masing Rp15 triliun dan Rp5 triliun. Hal ini menjadi sinyal bahwa daya beli masyarakat masih ada di pasar.

Baca Juga: LPS klaim pengelolaan aset sesuai Undang-Undang

“Sebagai informasi, total kredit BCA terkoreksi menjadi Rp 586,8 triliun di akhir Maret 2021. Pada portofolio kredit konsumer, KPR turun 3,4% YoY menjadi Rp 89,4 triliun, serta KKB berkurang 23,7% YoY menjadi Rp 36,0 triliun. Saldo outstanding kartu kredit turun 10,2% YoY ke Rp11,1 triliun. Pengajuan aplikasi kredit konsumer baru dari BCA Online Expoversary diharapkan akan berkontribusi bagi penyaluran kredit baru pada triwulan II tahun ini,” papar Vera.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat upaya regulator dan pemerintah mendorong permintaan kredit perbankan mulai membuahkan hasil hingga April 2021. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso bilang penjualan kendaraan roda dua dan empat sudah melesat seiring diskon PPnBM mobil dan rumah.

“Meskipun pembelian itu banyak yang tidak menggunakan kredit, lantaran masyarakat memiliki tabungan yang banyak. Sehingga ketika ada kendaraan murah, mereka beli tanpa kredit. Di samping itu, kalau rumah jarang yang beli tunai, sehingga KPR meningkat. Ini adalah contoh kebijakan untuk dorong permintaan kredit,” kata Wimboh.

Baca Juga: Konsisten lakukan transformasi digital, Bank DKI raih Digital Brand Award

Data OJK menunjukkan outstanding Kredit kendaraan bermotor (KKB) relatif stabil pada April 2021 senilai Rp 100,6 triliun. Kredit ini ditopang oleh kontribusi kredit jenis roda empat Rp 87,4 T atau setara 86,8% dari total KKB perbankan.

Hal ini telah mendorong pertumbuhan asuransi kendaraan bermotor 6,31% sepanjang empat bulan pertama 2021. Adapun penjualan mobil hingga April 2021 masih tinggi sebesar 78,910 unit.

“Pertumbuhan kredit masih terkontraksi sebesar 2,28% yoy hingga April 2021. Ini terjadi karena banyak perusahaan besar sebelum Covid-19 menurunkan portofolio kreditnya. Kredit konsumsi mulai tumbuh sejalan dengan meningkatnya proporsi pengeluaran konsumsi,” tambah Wimboh.

Selanjutnya: Bankir yakin risiko kredit akan melandai walau program restrukturisasi jalan terus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×