Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) melihat permintaan kredit korporasi masih tetap ada walaupun ada yang masih tetap wait and see. Mucharom Sekretaris Perusahaan BNI mengatakan, dampak PPKM terhadap segmen korporasi tidak sebesar pada segmen konsumer dan UMKM.
Dengan masih adanya optimisme dari nasabah di segmen korporasi, kredit BNI semester I masih tumbuh baik secara tahunan maupun dibanding akhir tahun lalu.
Akibatnya, pencairan kredit kami, baik YoY maupun YtD, masih positif pertumbuhannya. "Meskipun tidak besar, kredit tumbuh di kisaran 2-3%,"ungkap Mucharom.
Baca Juga: Kredit UMKM perbankan tumbuh 0,5% yoy menjadi Rp 1.024,4 triliun hingga Juni 2021
BNI optimis ruang pertumbuhan akan tetap terbuka setelah pemerintah berhasil mengendalikan laju penyebaran Covid-19. Pertumbuhan terutama akan terjadi pada debitur korporasi.
Hal itu, kata Mucharom, didorong oleh hilirisasi sektor agribisnis dan pertambangan yang mulai berkembang serta pemulihan ekonomi Amerika dan Eropa yang berpotensi mend juga berpotensi meningkatkan permintaan kredit manufaktur.
Sementara PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) memandang segmen korporasi tetap juga ikut terdampak dari kebijakan PPKM. "Namun, saat ini banyak korporasi yang mulai berinvestasi untuk menciptakan future demand kredit," kata Sadhana Priatmadja Direktur BWS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News