kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kredit mampet, laba multifinance seret


Senin, 03 Agustus 2015 / 06:03 WIB
Kredit mampet, laba multifinance seret


Reporter: Dina Farisah, Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Laba multifinance dalam enam bulan pertama tahun ini menciut. Laba tergerus kredit macet yang meningkat. Apalagi pertumbuhan pembiayaan sedikit melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. PT Astra Sedaya Finance (ASF) misalnya, meraih laba Rp 506 miliar di semester I 2015, turun 7,6% secara year-on-year (yoy).

Laba turun karena rasio non performing loan (NPL) ASF meningkat. "NPL kami naik sedikit dari 0,5% menjadi menjadi 0,7% sehingga laba kami tergerus," kata Jodjana Jody, Chief Executive Officer Astra Sedaya Finance, Minggu (2/8).

Kredit macet meningkat karena dua hal. Pertama, berkurangnya kemampuan mengangsur kredit para nasabah individu. Ini terjadi karena harga-harga kebutuhan mahal sehingga nasabah memilih memprioritaskan kebutuhan pokok. Kedua, pada segmen korporasi terjadi pelemahan harga komoditas perkebunan dan pertambangan sehingga juga mempengaruhi kemampuan cicilan.

Dari sisi pembiayaan, sebetulnya ASF masih mencatatkan kenaikan. Pembiayaan konsumen ASF di semester I naik 7,6% menjadi Rp 14,39 triliun. Ini mendongkrak total pembiayaan ASF menjadi Rp 16,37 triliun atau meningkat 6,6% secara tahunan.

Sampai akhir tahun, ASF optimistis bisa mengantongi total pembiayaan Rp 25 triliun. Sejumlah ajang pameran otomotif diyakini akan menopang pembiayaan ASF. Laba ASF di semester I 2015 masih tertopang pendapatan yang meningkat 12,5% menjadi Rp 2,78 triliun. Namun di sisi lain, beban ASF juga naik 23% menjadi Rp 2,1 triliun.

Pembiayaan melambat PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk pun membukukan penurunan laba 63% di semester I-2015 menjadi Rp 198 miliar. Direktur Adira Finance Dewa Made Susila bilang, ini terjadi karena menyusutnya penyaluran pembiayaan baru, kenaikan biaya pendanaan, biaya kredit (cost of credit) dan biaya operasi.

"Namun secara kuartalan, laba kami pada kuartal II-2015 tumbuh dibandingkan kuartal I-2015," kata Made. Laba kuartal I-2015 tercatat Rp 76 miliar sedangkan di kuartal II-2015 sebesar Rp 122 miliar. Pembiayaan baru Adira menurun 11% dari setahun lalu. Ini lantaran pembiayaan kendaraan roda dua baru turun 23% dan pembiayaan kendaraan roda empat baru susut 23%.

Ke depan, Adira berharap, pembiayaan kendaraan bekas bisa meningkat dan mengompensasi kredit kendaraan baru yang turun. Kondisi berbeda terjadi di PT BCA Finance. Laba semester I BCA Finance masih bisa naik 6% menjadi Rp 508,7 miliar. Pertumbuhan laba terjadi karena pembiayaan meningkat 1,67% menjadi Rp 13,35 triliun pada semester I-2015 dari Rp 13,13 triliun.

Hal ini mendongkrak pendapatan dari pembiayaan konsumen 10% menjadi Rp 1,1 triliun; dari Rp 1 triliun pada Juni 2014. Roni Haslim, Direktur Utama BCA Finance mengakui, pasar pembiayaan semester I tahun ini memang lesu. "Kalaupun pembiayaan kami terlihat naik, ini karena karena di semester I tahun lalu pembiayaan kami drop," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×