Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona baru (Covid-19) yang telah memukul sejumlah sektor usaha membuat bisnis perbankan mengalami perlambatan. Selain berdampak pada pemburukan kualitas aset bank, pandemi itu juga semakin melemahkan permintaan kredit baru.
Sementara pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) bank masih tampak oke. Pada Februari 2020, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan DPK perbankan tumbuh 6,8% year on year (yoy), stabil dari bulan sebelumnya. Sementara kredit hanya tumbuh 5,9% yoy, melambat dari bulan sebelumnya.
Dengan perlambatan kredit tersebut, maka bank tentu harus mencari strategi dalam memutar DPK agar tidak jadi menambah biaya. Selain mencoba mengatur pertumbuhan DPK sejalan dengan kredit, perbankan melakukan penempatan dana pada surat berharga untuk menjaga keseimbangan kecukupan likuiditas.
Baca Juga: Wabah Corona Meningkat, Pengumpulan Dana Murah Bank Meningkat
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melihat penempatan dana pada instrumen surat berharga tetap dibutuhkan sebagai strategi pengelolaan likuiditas.
"Itu untuk menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat," kata Vera Eva Lim, Direktur Keuangan BCA kepada Kontan.co.id, Jumat (24/4).
Sepanjang 2019, BCA mencatat dana yang diletakkan dalam surat berharga mencapai Rp 153,7 triliun, tumbuh 26% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp121,9 triliun.
Vera menambahkan, BCA saat ini masih belum bisa memproyeksikan pertumbuhan kredit tahun ini karena berkaitan dengan besarnya dampak dan jangka waktu perkembangan Covid-19 ini ke depan.
Bank Mandiri mengakui bahwa Covid-19 akan berdampak perlambatan pertumbuhan kredit tahun ini. Bank pelat merah ini akan merevisi turun target kredit yang semula dipatok 8%-10%. Revisi itu bukan dilakukan pada Juni mendatang setelah melihat perkembangan realisasi kredit hingga Mei 2020.
Di tengah pandemi ini, Hery Gunardi, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan DPK akan lebih tinggi dari pertumbuhan kredit. Namun, penyaluran kredit perseroan hingga Maret 2020 disebut masih cukup bagus.