Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah perbaikan laju pertumbuhan kredit, nyatanya kredit menganggur yang masih ada di perbankan justru bertambah. Artinya, banyak pelaku usaha belum memanfaatkan fasilitas kredit yang dimiliki.
Per November 2025, fasilitas pinjaman yang belum dicairkan mencapai Rp 2.509,4 triliun atau 23,18% dari plafon kredit yang tersedia. Bandingkan dengan posisi Agustus 2025 yang tercatat senilai Rp 2.372 triliun.
Sementara itu, pada bulan Oktober 2025, kredit menganggur di perbankan tercatat senilai Rp 2.450 triliun. Artinya, dalam sebulan ada peningkatan sekitar Rp 50 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan hal tersebut menunjukkan masih adanya kelonggaran tarik kredit di masa depan yang dapat dimanfaatkan oleh debitur dalam melakukan ekspansi usaha.
Baca Juga: Akulaku Finance: Perlambatan BNPL Wajar, Diprediksi Membaik
Dengan adanya komitmen kredit yang besar tersebut, kata Dian, terdapat potensi peningkatan realisasi kredit di masa mendatang. Harapannya, ketila kondisi ekonomi membaik dan kepercayaan pelaku usaha meningkat, maka pencairan kredit dapat meningkat dan mendorong pertumbuhan sektor riil.
“Pertumbuhan undisbursed loan diperkirakan akan mengalami moderasi seiring dengan penyesuaian strategi bisnis bank,” ujar Dian, dalam keterangannya akhir pekan lalu.
Dengan posisi tersebut, Dian menilai sektor perbankan nasional dinilai tetap memiliki ruang untuk mendukung pembiayaan produktif, selama disertai dengan pendekatan yang cermat terhadap risiko dan arah kebijakan ekonomi ke depan.
Ia optimistis pemulihan beberapa sektor ekonomi serta dukungan optimal dari kebijakan fiskal dan moneter dapat meningkatkan efek multiplier ke konsumsi rumah tangga dan investasi dunia usaha.
Beberapa faktor yang dapat mendorong pertumbuhan kredit antara lain transmisi kebijakan moneter yang semakin membaik, tren penurunan suku bunga pinjaman, dan percepatan belanja pemerintah/investasi swasta.
Dian juga merujuk data PMI Manufaktur Indonesia posisi November 2025 berekspansi sebesar 53,50 atau membaik dibandingkan Oktober 2025 (51,20). Menurutnya, hal tersebut mengidentifikasikan telah terjadi peningkatan aktivitas perekonomian yang jika tetap berlanjut, maka pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2025 masih dapat tumbuh meningkat sehingga juga mendorong permintaan terhadap kredit perbankan.
Baca Juga: Danantara Dapat Cuan Rp 15,89 Triliun dari Dividen Interim BMRI dan BBRI
Sejalan dengan hal tersebut, prospek perekonomian semakin membaik tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen November 2025 yang tetap berada di zona optimis sebesar 124,03, meningkat dibandingkan Oktober 2025 (121,22).
Ia memastikan pihaknya secara aktif senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah dan stakeholders lainnya termasuk yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terkait berbagai kebijakan dalam rangka melakukan monitoring dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Selanjutnya: Penerimaan Pajak 2025 Seret: Ancaman Restitusi Berlanjut ke 2026
Menarik Dibaca: Dana Transaksi Tidak Sesuai? Ini Cara Mudah Atur Selisih Pencairan Dana Merchant
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













