kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kredit menyusut, laba Bank Mega tetap naik 31,5%


Kamis, 28 Maret 2013 / 17:20 WIB
Kredit menyusut, laba Bank Mega tetap naik 31,5%
ILUSTRASI. Sejumlah ponsel Android dan iPhone tidak akan lagi bisa mengoperasikan aplikasi WhatsApp per 1 November 2021. REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |

JAKARTA. PT Bank Mega Tbk (MEGA) berhasil mengantongi keuntungan yang baik tahun lalu. Laba yang diraup mencapai Rp 1,5 triliun. Ini meningkat 31,5% dari laba tahun sebelumnya Rp 1,1 triliun.

"Biaya dana kami turun dan pendapatan bunga meningkat," ucap Direktur Utama Bank Mega J.B. Kendarto, Kamis, (28/3).

Pendapatan bunga Bank Mega tercatat naik 7,5% dari Rp 5,2 triliun menjadi Rp 5,6 triliun. Kemudian beban bunganya turun 9,9% dari Rp 2,5 triliun dan Rp 2,2 triliun.

Meski begitu, dana murah dan kredit Bank Mega mengalami penurunan. Dana murah berbentuk tabungan dan giro merosot 9,6% dari Rp 22,9 triliun jadi Rp 20,7 triliun. Dengan rincian, tabungan turun 3,3% dari Rp 13,9 triliun menjadi Rp 13,4 triliun dan giro jatuh 18,2% dari Rp 9,1 triliun ke Rp 7,5 triliun.

Namun karena dana mahal Bank Mega tumbuh 12,4% dari Rp 26,1 triliun jadi Rp 29,4 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) naik tipis 2,3% dari Rp 49,1 triliun jadi Rp 50,2 triliun.

Kemudian, kreditnya juga jatuh 15,1% dari Rp 31,7 triliun jadi Rp 26,9 triliun. Rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) tercatat naik dari 0,7% menjadi 1,7%.

Disebut Direktur Perkembangan Bisnis Bank Mega Kostaman Thayib, kredit tersebut menurun karena adanya perubahan porsi. "Kami meningkatkan porsi Usaha Kecil Menengah (UKM)," akunya.

Menggenjot UKM

Ia menambahkan, NPL ini pun meningkat karena besarnya risiko pada kredit UKM. Tahun 2012, kredit UKM berporsi 21,8% terhadap total kredit. Ini memang meningkat dibanding porsi tahun 2011 yaitu 17,9%.

Kostaman menyebut, dengan meningkatnya porsi UKM ini, pendapatan bunga yang diperoleh dari segmen tersebut juga meningkat."Karena bunga UKM lebih tinggi daripada segmen yang lain," ucapnya.

Sedangkan, karena adanya dampak aturan Bank Indonesia (BI) mengenai Down Payment (DP), terdapat penurunan kredit konsumer. Di 2011, kredit konsumer yang disalurkan Bank Mega sebesar Rp 12,9 triliun. Lalu di 2012 menjadi Rp 10,4 triliun.

Selain itu, kredit korporasi dan komersial pun mencatat penurunan. Kredit korporasi merosot 7,5% dari Rp 9,3 triliun menjadi Rp 8,6 triliun. Lalu komersial jatuh 50% dari Rp 3,8 triliun ke posisi Rp 1,9 triliun.

Tahun ini, Bank Mega optimis dapat menumbuhkan kredit dan DPK masing-masing 25,9% dan 13,2%. Kredit diharapkan naik menjadi Rp 34 triliun dan DPK jadi Rp 56,6 triliun.

Kostaman membeberkan strategi yang dilakukan untuk menumbuhkan DPK adalah dengan meningkatkan tabungan berhadiah dan sistem pembayaran giro. Kemudian, untuk kredit, Bank Mega akan terus berfokus di UKM. "Walaupun UKM ini tidak semudah semua orang pikir," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×